semenjak tak ku usap lagi larik tawamu
di antara ceruk cerita
penuh iba
Kutitip rinduku
bersama angin pagi agar ia selalu
meraba pada buhul  mimpi
mengatup pudar bayang sepi
Jika pun masih  tersisa
cukuplah kenangan itu disimpan
di pojok-pojok cerita
karena kita mungkin enggan membacanya
Kutitip hatiku
yang sudah lelah menunggu
tiap aksara  tak berlabuh
bahkan menjauh
meninggalkan sauh
hanya untuk renjana semu
kini kata tak bisa  memaknai
jumhur tak lagi sakti
henti di hulu nadi
dan  perpisahan ini
tak lebih dari kunang-kunang
di terang mentari
(Pati, 09 Nopember 2020)