Menjadi perempuan di negeri ini bukanlah hal yang mudah, banyak sekali stigma yang terus lekat bagi kaum wanita dari stigma tentang dapur, sumur, dan dapur, perempuan dianggap lemah bahkan tidak berdaya untuk melakukan perlawanan hingga saat ini masih lekat dikalangan masyarakat.
Argumentasi tersebut memang berawal dari pandangan orang-orang pada masalalu dimana stigma perempuan harus menikah muda dan tidak bekerja sehingga lekat dengan sebuah pelayanan kepada suami tentang dapur, sumur dan kasur ini. Dalam agama Islam wanita sangat dimuliakan dan diberikan hak yang sama dengan laki-laki sesuai dengan aturannya.
Islam mengajarkan kedudukan orang beriman baik laki-laki maupun perempuan itu sama dihadapan Allah. Oleh karena itu, laki-laki dan perempuan dideklarasikan secara sama dengan mendapat rahmat Allah maka perempuan memiliki kesempatan untuk tampil sebagaimana identitasnya salah satunya untuk dapat menjadi manusia yang mandiri.
Kemandirian ini bukan berarti menjadikannya lemah atau terus mengalah dengan mengorbankan kepentingannya sebagai perempuan yang memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan laki-laki. Islam tidak membatasi ruang gerak perempuan dalam mengekspresikan sesuatu, apalagi yang menyangkut masalah demi kemashlahatan, manfaat bersama dan lainnya. Kemandirian perempuan terlihat dari berbagai bidang, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Berdasar pada QS. At-Taubah:71, Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah.
Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha bijaksana yakni telah jelas bahwa Islam mengangkat derajat seorang perempuan dan memberinya kebebasan, kehormatan, kemandirian, serta kepribadian yang independen. Seorang presenter Najwa Shihab juga pernah mengatakan "Dalam narasi-narasi hidup yang nyata, perempuan menjadi kekuatan tak terbatas” Kata motivasi perempuan memiliki kekuatan dan energi yang besar.
Konsep hidup mandiri juga sejalan dengan prinsip “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama”. Kemandirian memang bukan perkara mudah, namun banyak cara untuk memupuk sikap mandiri, salah satunya dengan menggali potensi diri dalam kreativitas, karena pada dasarnya setiap permasalahan memerlukan kemandirian dan cara yang kreatif untuk menyelesaikannya. Semakin banyak permasalahan yang bisa diatasi, dan semakin besar kebutuhan yang harus dipenuhi, maka semakin terasahlah kreativitas dalam diri seseorang.
Menjadi seorang wanita mandiri tidak salah, namun jika dalam penerapan sehari-hari melanggar hak dan menyepelekan kewajiban lain tentunya kemandiriannya perlu dipertanyakan.
Misalnya ketika ia menjadi seorang pejabat tinggi bahkan lebih tinggi dari suaminya dia menyepelakan hak dan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu, tentu perlu dibatasi sesuai dengan kadarnya agar kemandirian ini memotivasi perempuan lain untuk menggali poetensi dan kreativitasnya. Memberikan kebermanfaatan untuk khalayak ramai, Karena banyak kelebihan yang didapatkan dari menjadi seorang wanita independent terutama berani berdiri dikaki sendiri tanpa Melibatkan harapan teralalu besar kepada orang lain.
Wanita mandiri dengan segala prestasi dan kesuksesannya tentu bukan menjadi ajang untuk menjadi sombong dan merasa tinggi, karena sejatinya sebagai makhluk sosial pasti memerlukan orang lain.
Menjadi wanita mandiri bukanlah keharusan dalam sebuah kompetisi wanita mandiri bukan untuk merendahkan perempuan lainnya, karena setiap perempuan punya kadar kekuatannya masing-masing.
Namun menjadi wanita mandiri ialah berani menghapuskan stigma buruk yang lekat pada perempuan, memotivasi dan memberikan kekuatan untuk perempuan lainnya, memberikan kebermanfaatan untuk dirinya dan orang lain, sehingga keberhasilan menjadi seorang independent tercapai dengan sebuah pandangan yang positif.