Sebut saja salah satu contohnya adalah pengobatan Tradisional, yakni " Batu Celup Ponari ", mungkin pada kenyataannya pengobatan ini memang seperti sulap yang mampu menyembuhkan segala penyakit. Jadi, tidak heran bagi pihak yang menyakini kekuatan Batu Celup itu lantas mendewakan Ponari. Nah, pembahasan tentang ponari cukup sampai disitu dulu. Tapi bukannya lantas berakhir, justru Ponari itu menjadi Trendsetter, setelah kejadian itu muncul berbagai pengobatan tradisional ala ponari di beberapa pelosok nusantara. Fenomena menyumbangkan " rasa latah " orang-orang Indonesia.
Fenomena kedua versi Indonesia Latah Awards adalah terjadinya semburan Lapindo yang terjadi di Kota Sidoarjo Jawa Timur. Mungkin tidak semua orang menyadari, setelah kejadiain semburan lumpur Lapindo terjadi selanjutnya dimedia visual banyak menyoroti wilayah-wilayah yang juga terjadi semburan lumpur. Padahal toh sampai sekarang berita -berita tersebut tidak berkembang dan hilang terhapus oleh waktu. seharusnya itu tidak perlu terjadi, letupan-letupan kecil yang biasa terjadi diarea persawahan karena aktivitas binatang dianggap semburan serupa dengan Lapindo, padahal sebelum ada peristiwa lapindo letupa-letupan tersebut jangankan disorot media digubris orang lewatpun tidak.
Yang ketiga kali ini, adalah munculnya binatang dalam jumlah besar. Nominasi pertama ulat bulu, bagi daerah tertentu binatang satu ini memang mewabah dan pantas disebut dengan serangan. Namun bagi daerah lainnya pada akhirnya lantas turut heboh karena adanya ulat bulu, padahal ulat bulu tersebut masih berjumlah normal-normal saja, karena rumor ulat bulu masih hangat lantas dihiperbola. Satu lagi adalah serangan hama tomcat yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur, serangan ini memang cukup mencekam warga namun seharusnya oknum-oknum yang tidak tahu pasti bagaimana konkretnya si tomcat ini tidak perlulah menyebar informasi yang menyebabkan resah masyarakat, tapi apa boleh dikata jika wabah latah telah menyebar segalanya jadi memungkinkan untuk dipublikasikan.