Belum lepas rasanya ingatan ini saat harga cabai di pasaran menembus angka Rp. 100 ribu per kilonya. Saat penyuka makanan pedas harus menahan diri untuk mencecap nikmatnya sensasi pedas yang membuat lidah bergoyang. Saat warung dan depot harus memutar otak agar para pelanggan tak kecewa akibat berkurangnya rasa makanan. Atau saat harga kedelai menembus angka Rp. 8 ribu per kilogram yang membuat para perajin dan pedagang tempe menjerit. Para penggemar tempe pun harus rela menelan ludah untuk mengurangi porsi tempenya. Atau saat harga daging sapi yang membubung tinggi dan sempat mencapai Rp. 120 ribu yang membuat pedagang dan pembeli kelabakan. Tentu saja yang paling pilu adalah jeritan hati ibu-ibu rumah tangga yang harus pandai-pandai memilih menu makanan yang sesuai dengan kantong tanpa mengurangi gizi untuk keluarga mereka.