Akibat ulah sang manajer JB, ia pun diboikot oleh media cetak dan elektronik. Tapi seberapa kuat ide boikot itu, masih saja ada media yang memberitakan. Dengan gambar video seadanya, media elektornik yang tak mau memboikot JB masih tetap menyiarkan. Puja puji masyarakat terhadap JB bisa2 luntur akibat ulah sang manajer yang memonopoli segala aktifitasnya. JB ibarat anak kampung yang berhasil dibesarkan oleh media (youtube dll), sekarang sudah lupa bahwa ia bisa ngetop begitu karena media, sekarang setelah namanya terkenal ia berbalik membenci media. Akankah ia akan pudar sendiri akibat ulah sang manajer itu ?
Jauh sebelum JB ngetop dulu, saya sudah sering me - link- kan lagu JB lewat FB saya, tapi sebab sekarang ia sudah begitu sombong. kehebatan menyanyinya sudah hilang di mata saya, mudah2an saja yang lain2 akan juga melupakan JB, sebagaimana ia telah melupakan media yang telah membesarkannya.
JB, yang berhasil membius tidak saja gadis2 remaja, tetapi juga ibu2 rumahtangga, akankah membiarkan manajernya menenggelamkan dirinya setelah melambung ? JB yang dalam konser2nya sering dilempari pakaian dalam wanita, akibat tergiurnya gadis2 dan ibu2 terhadap kehebatan konsernya, sebegitu teganyakah dengan media ?
Hati2 kualat lhoh...