Langsung diskip aja, begitu nongol tulisan orang yang kita benci.
Mungkin kita sebel dengan gaya tulisannya. Mungkin kita nggak suka orang yang suka nyerang2. Mungkin kita nggak suka tulisan2 parno, mungkin kita nggak suka tulisan nyeleneh. Mungkin kita nggak suka tulisan yang banyak bercandanya. Ya yang sabar ajalah...
Dengan keberagaman itulah kita bisa menikmati hidup. Bayangkan kalo semuanya seragam. Betapa membosankannya menjalani hidup ini.
Tuhan saja menciptakan bermacam ragam bunga warna warni dari tanah yang sama dan disirami dengan air hujan yang sama. Begitu juga dengan buah2an yang beraneka rasanya, dicipta dari tanah yang sama dan air yang sama pula. Begitu juga manusia, dari Adam dan Hawa, menghasilkan beraneka macam ragam manusia , mulai dari warna kulitnya, bahasanya, suaranya, rambutnya sampai sidik jarinya.
Judul tulisan ini saya ambil dari obrolan saya dengan friend yang baru saja nge add saya.
Tiba2 dia ngajak chatting...
Woooooiiii
Lue anak kelas berapa sih ?
Kelas tiga, kata saya singkat.
Pantesan...Tapi foto lue kok udah kayak bapak2 sih...
Itu emang foto babe gue, kata saya lagi, sambil terus mengganti status online menjadi offline di Facebook. Malas ngeladeni anak kecil, pikir saya...
Tapi dari situ saya dapat pelajaran berharga. Kita tidak bisa mengatur2 orang untuk berlaku seperti yang kita inginkan. Biarkan saja mereka berceloteh. Anggap saja anak kecil yang baru belajar ngomong, eh nulis....