[caption id="attachment_34150" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi - admin"][/caption] Apa arti ngocol sebenarnya ? Nggak ada yang tahu. Cari di kamus juga belum tentu dapat. Di wikipedia belum ada yang peduli. Mungkin di Kamus bahasa gaulnya Debby Sahertian ada. Mungkin juga itu termasuk bahasa prokem. Kalo googling, ada 61.000 lebih artikel masalah ngocol. Isinya ya seputar bercanda, ngobrol ngalor ngidul, colek kiri kanan, sentil sana sentil sini. Karena ngocol, ibarat orang ngobrol di warung kopi, nggak pake referensi, apalagi daftar pustaka. Di warung kopi, semua kedudukannya sama, tidak ada yang merasa menjadi hakim, jaksa, pembela atau tertuduh. Semua sama kedudukannya. Tapi biar begitu, jangan coba2 menegur orang yang lagi ngocol. Bisa2 mereka jadi sebel nggak ketulungan (disingkat :
sengak). Karena keasyikan mereka terusik. Mereka merasa warung kopi itu sudah mliknya sendiri. Walaupun cuma sekedar ngopi, kadang2 juga mungkin ngutang sama yang punya warung. Makanya nggak usah dekat2 dengan orang yang lagi
sengak. Hehehe... Kalau ada orang asing tanya,
What do you mean by "ngocol" ? Mungkin jawabnya
funny, weird, crazy, naughty, something stupid lah pokoknya. Memang cuma satu kata, tapi buat ngejelasinnya, nggak bisa hanya dengan satu kata. Penjelasan dengan bahasa Indonesia juga susah kalau ada yang belum paham apa itu
ngocol. Orang yang suka ngocol itu biasanya mulutnya
bocor. Karena
bocor apa saja bisa keluar dari mulutnya. Dari kata2 yang sopan sampai yang kurang ajar. Memang sih kata Gunawan Muhammad itu teruslah berlaku
"kurang ajar" , karena itu akan menuntun ke arah kreativitasnya seseorang. Tetapi bukan serta merta bahwa setiap kekurang ajaran itu akan membuat seseorang otomatis menjadi kreatif. Untuk menjadi kreatif, ada banyak fasenya, ada banyak liku2nya, ada yang bertindak aneh2. Memanjangkan rambut, pake topi kemana2, pake atribut macam2 (tapi jarang yang memanjangkan jenggot ya, hehehe...). Karena memang nggak ada hubungannya. Dulu sudah pernah saya tulis juga, apakah setiap penulis itu harus
nyentrik ? Kalo nggak percaya buka2 lagi deh arsip saya. caranya klik nama saya. Dapat profil saya kan... Terus klik arsip bulan2 sebelumnya. Kalo nggak salah postingan di bulan Januari, Februari atau Maret 2009 atau cari aja semuanya hihihi.... (emang enak dikerjain...). Terkait dengan postingan Nurulloh (admin Kompasiana yang masih muda banget), saya baca2 berulang kali, memang dia ini sebetulnya nggak ngelarang nulis ngocol, cuma memang frekuensinya saja yang dikurangi. Jangan over dosis gitulah, hehehe.... Sejak kompasiana baru ini diluncurkan, memang memungkinkan kompasianers menjadi lebih akrab, memungkinkan untuk saling meminta untuk membaca postingan kita. Negeri Ngotjolaria, dengan anggota2nya yang semakin banyak, sudah pasti selalu ramai dengan komentar2 yang lucu, aneh, gila dan kadang sarkastik juga sih. Bahkan setiap anggota juga sudah mulai nulis sendiri2, selain daeng ASA sebagai inisiatornya. Tulisan serupa dari pak Doddy Poerbo, sebetulnya sudah muncul sejak agak duluan, dari mulai pake nama "Sontoloyo", terus menjadi Ken Arok. Awal2 nya dulu juga kurang smooth, seperti diakuinya sendiri, tetapi lama2 juga oke2 saja. Tulisan Admin Nurulloh, saya kira juga bukan karena takut tersaingi atau takut kalah populer dengan Negeri Ngotjolaria. Negeri ini kan baru ada sekitar 29 November yang lalu. Secara norma2, baik itu hukum, agama, kesusilaan, tidak ada yang salah dengan Negeri Ngotjolaria garapan daeng ASA, Kang Wawan, Inge DLL. Cuma mungkin frekuensinya dikurangi, kualitasnya ditambah (kalau memang harus ditambah). Siapa sih yang nggak senang baca tulisan bagus, seger, lucu, berbobot, aktual, menghibur, menarik, bermanfaat dsb itu .... Maaf kalau ada salah kata atau salah tafsir, maklum...manusia tempatnya salah hehehe... Nur Tjahjadi dari Malaysia
KEMBALI KE ARTIKEL