Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Bahan Seminar Bioenergi (Full Paper)

23 November 2009   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:14 1316 0
The Effects of Biofuel Towards Environment

Pengaruh Bahan Bakar Nabati terhadap Lingkungan

Nur Tjahjadi

University Pendidikan Sultan Idris, Tanjung Malim, Malaysia, 35900

Abstract

Biofuel give lower impact on greenhouse gas emissions compared to those of fossil fuels. Bio fuel is the only alternative fuel to have successfully completed the health testing requirements. It is also determined that biofuel degrade more quickly and completely than fossil fuel, which produce poorly degradable undetermined intermediates. Toxicity studies show that no mortalities and few toxic effects on rats and rabbits with up to 5000 mg/ kg biofuel. However, other factors should be taken into account, especially the effects from land use change which have potential to cause even more emissions than would be caused by using fuels alone. When considering the total amount of gas emission, it is therefore important, to consider the whole production process and what indirect effect process may occur. These include : emissions from growing plant for biofuel, emissions from processing the plant into bio fuel, emission from transportation of biofuel to the gas station. Other factors maybe significant but not taking into account : the efficiency of biofuel compared with fossil fuel, emissions from land use change. Other negative effects are :deforestation, monoculture farming, damaging ecosystem and biodiversity, shrinking wildlife population and other social problem.

1,  Pendahuluan

Bahan bakar minyak (fossil fuel) suatu saat akan habis, karena bahan bakar ini tak dapat diperbaharui. Maka orang pun mulai mencari bahan bakar alternatif, untuk mengantisipasi keadaan masa depan tersebut. Penggunaan bahan bakar nabati sudah dimulai sejak lama, dan orang pun sudah memproduksinya secara besar-besaran di beberapa negara tertentu. Pengaruh Positif Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dapat menimbulkan lebih sedikit pencemaran lingkungan, lebih sedikit gas CO2 yang dikeluarkan dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Bahan Bakar Nabati juga merupakan bahan bakar alternatif yang dapat memenuhi standar kesehatan. Bahan Bakar Nabati lebih cepat terurai dan sangat sedikit mencemari lingkungan. Selain itu, Bahan Bakar Nabati mempunyai toksisitas yang rendah, yakni 5000 mg/kg Bahan Bakar Nabati pada tikus dan kelinci. Bahan Bakar Nabati tidak mengakibatkan kematian pada hewan percobaan itu dan sangat kecil pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan yang diakibatkan Bahan Bakar Nabati. Beberapa pengaruh negatif Bahan Bakar Nabati pun mulai diteliti orang, yaitu dengan semakin maraknya produksi Bahan Bakar Nabati, maka akan terjadi antara lain peralihan ataupun perubahan fungsi lahan, penebangan hutan yang semena-mena, .kerusakan ekosistem dan keanekaragaman hayati, populasi fauna yang dilindungi semakin berkurang, serta akan menimbulkan masalah-masalah sosial di masa datang.

2. Pengaruh Bahan Bakar Nabati Terhadap Lingkungan

Menurut Environmental Protection Agency (EPA) dari Amerika Serikat, penggunaan biodisel murni (B100) dapat mengurangi gas emisi hidrokarbon lebih dari 60 persen, karbonmonoksida 40 persen, dan pertikel lain 40 persen. EPA juga menyatakan bahwa penggunaan biodisel dapat mengurangi resiko kanker, karena banyak bahan bahan berbahaya yang bersifat karsinogenik juga tidak dihasilkan akibat pembakarannya.

Sebagai bagian dari program pemerintah, yang juga merupakan komitmen Protocol Kyoto, yakni untuk mengurangi 12,5 % gas emisi rumah kaca dengan cara menyumbangkan pemakaian Bahan Bakar Nabati sebanyak 5,7 % pada tahun 2010.Bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kelapa sawit, minyak bunga matahari dan beberapa minyak nabati lain dicampurkan juga dengan bahan bakar tambahan (additive) bioetanol yang berasal dari bahan nabati seperti sereal, gula bit, dan tebu.

Biodisel dianggap sebagai bahan bakar yang bagus karena mempunyai karbon netral. Secara kasarnya, sejumlah karbon dioksida juga dilepaskan pada saat pembakaran biodisel dan karbondioksida itu akan segera dipakai dalam metabolisme tanaman. Sehingga penggunaan biodisel atau yang sering kita sebut sebagai Bahan Bakar Nabati secara umum ini merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Terlebih lagi jika limbah minyak dari penggorengan dari industri makanan gorengan atau restoran / catering dapat didaur ulang menjadi bahan bakar nabati.

Penggunaan Bahan Bakar Minyak selain dapat mencemari lingkungan akibat dari hasil pembakaran mesin yang tidak sempurna, selain akan menghasilkan produk karbon dioksida, karbon monboksida, Sulfat serta senyawa karsinogenik yang berbahaya lainnya. Apakah Bahan Bakar Nabati murni ataupun campuran antara Bahan Bakar Nabati dan Bahan Bakar Minyak, tentunya sama-sama memberikan kontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan, setidaknya gas emisi sulfur dapat dieliminasi.

Tingkat pencemaran dari gas emisi yang dikeluarkan sangat tergantung dari seberapa besar campuran yang digunakan dalam menjalankan mesin mobil/ pabrik. Pemakaian 100 persen biodisel (B100) akan memberi kontribusi yang paling rendah pada tingkat pencemaran lingkungan. Campuran antara Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar Nabati dapat juga diberikan dalam bentuk B5 (artinya 5 persen BBN ditambah 95 persen BBM), B10 (BBN 10 persen), B20 (BBN 20 persen).Pencampuran BBN dan BBM ini juga bertujuan agar mesin mobil atau mesin pabrik tidak rusak, ataupun jika mesin tidak diperuntukkan sebagai mesin yang dijalankan untuk menggunakan BBN 100 persen.

Beberapa hambatan yang perlu diperhatikan mengapa penggunaan biodisel masih belum sepenuhnya disukai oleh konsumen antara lain :perlu biaya untuk modifikasi mesin mobil dari mesin yang menggunakan Bahan Bakar Minyak menjadi mesin yang sesuai untuk Bahan Bakar Nabati. Harga Bahan Bakar Nabati yang masih relatif masih lebih mahal dibandingkan harga Bahan Bakar Minyak, menjadikan konsumen agak enggan untuk merubah BBM menjadi BBN dalam menjalankan mesin mobilnya atau pabriknya. Selain itu, biodisel juga masih belum luas penjualannya, hanya beberapa saja yang sudah menjual Bahan Bakar Nabati di SPBU (Stasium Pengisian Bahan bakar Umum) tertentu.

3.  Kandungan Bahan Kimianya
Di Malaysia sudah ada banyak perusahaan yang mengolah Bahan Bakar Nabati ini, salah satunya adalah Inai Bumi.Persahaan ini mencantumkan standar Bahan Bakar Nabati yang di jualnya (Lihat Tabel 1). PT ini juga menyatakan bahwa Bahan Bakar Nabati produksi pabriknya adalah Bahan Bakar Nabati yang bersih pembakarannya, menghasilkan karbondioksida lebih sedikit 80 persen dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak, aman untuk disimpan, digunakan dan dalam transportasi ke tempat-tempat konsumen (SPBU), tidak mengandung sulfur sama sekali, tidak beracun, mudah terurai, meningkatkan lumbrisitas bagi mesin disel, efisiensi dan masa penggunaannya yang irit bahan bakar serta dapat digunakan di segala musim, terutama musim dingin. Produsen Bahan Bakar Nabati di Malaysia juga sudah memasarkan produknya ke pasar Eropa.

Tabel 1. Standar biodisel yang dikeluarkan oleh produsen BBN di Malaysia.





KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun