"Ngadu Bako", merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat di tanah Sunda khususnya kaum bapak-bapak yang sudah senior. Kegiatan ini banyak dilakukan di tengah keramaian; baik dalam keadaan suka maupun di masa duka, misalnya pada acara nikahan, sunatan, ronda malam/siskamling, rapat RT, bahkan pada saat tahlilan ataupun momen-momen lainnya. Rokok yang dikonsumsi dalam perhelatan ini rata-rata merupakan rokok kretek karena kata mereka rokok kretek bisa dinikmati lebih lama, rasanya manis dan bisa menghilangkan rasa asam di mulut, serta teksturnya padat. Budaya merokok tidak hanya dilakukan para pria tua saja, tapi juga anak-anak muda pendaki gunung yang tidak pernah lupa membawa rokok kretek karena bisa menghangatkan badan, menghilangkan dingin di ketinggian serta bisa membuka obrolan dengan rekan sesama pendaki. Penyuka rokok berprinsip "hidup tanpa rokok, bagaikan sayur tanpa garam", saking besarnya arti rokok dalam kehidupan.
KEMBALI KE ARTIKEL