Sanggar Bimbingan ini beroperasi di bawah naungan SIKL (Sekolah Indonesia Kuala Lumpur), sebagai bagian dari upaya untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia. Sebagai bagian dari SIKL, Sanggar Bimbingan berkomitmen untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kurikulum Indonesia, sekaligus memperkuat hubungan antara Indonesia dan Malaysia dalam hal pendidikan dan kebudayaan.
Hal ini hadir sebagai solusi bagi anak-anak pekerja migran Indonesia yang menghadapi keterbatasan akses pendidikan di negeri jiran. Dengan adanya sanggar ini, mereka kini memiliki tempat untuk belajar dan mendapatkan bimbingan akademik yang sesuai dengan kurikulum pendidikan Indonesia.
Menteri Sekolah Dasar Indonesia dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin antara KBRI, perguruan tinggi Muhammadiyah, dan berbagai pihak lainnya dalam mendukung kegiatan KKN dan pengajaran di sanggar ini. "Pendidikan adalah hak dasar bagi setiap anak, di mana pun mereka berada. Kehadiran Sanggar Bimbingan ini merupakan langkah nyata dalam memastikan anak-anak pekerja migran tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak," ujar datuk kementrian malaysia 2025
Pada 31 Januari 2025, kegiatan belajar mengajar di Sanggar Bimbingan Kelana Jaya mulai berjalan dengan penuh semangat. Para pengajar yang terlibat dalam program ini berasal dari mahasiswa yang sedang menjalankan KKN,serta tenaga pengajar dari Indonesia. Program pembelajaran yang diberikan mencakup berbagai mata pelajaran dasar, termasuk Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, serta pelajaran agama dan kebudayaan Indonesia.
Anak-anak yang sedang bersekolah di Sanggar Bimbingan daerah Kelana Jaya ini sangat antusias. Kami selaku pengabdi di Sanggar Bimbingan Kelana jaya ini yakni terdiri dari Nur Sasmita Sari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Desi Ratna Tirtawati dan Egatama Arista Damayanti dari Universitas Muhammadiyah Surakarta yang pada hari ini, memulai kegiatan mengajar, anak-anak di SB Kelana Jaya terlihat sangat senang dan sangat bersemangat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Kedatangan para mahasiswa pengabdi juga disambut dengan penuh antusias oleh para wali murid anak-anak migran. Mereka berharap bahwa program ini dapat terus berlangsung dan memberikan manfaat jangka panjang bagi pendidikan anak-anak mereka.
Data yang diperoleh dari Kementerian Malaysia menunjukkan bahwa anak-anak pekerja migran Indonesia memiliki potensi yang tidak kalah dengan anak-anak yang bersekolah di perkotaan. Tahun lalu, tiga siswa dari Sekolah Indonesia Johor Bahru berhasil diterima di SMA Taruna Nusantara, sementara satu siswa dari Sekolah Indonesia Kota Kinabalu diterima di University of California. Hal ini menjadi bukti bahwa dengan akses pendidikan yang layak, anak-anak pekerja migran juga mampu meraih prestasi tinggi di tingkat internasional.
Dengan adanya Sanggar Bimbingan ini, diharapkan anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia dapat tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk masa depan mereka. Program ini juga menjadi bentuk kepedulian nyata dari berbagai pihak dalam menjaga keberlanjutan pendidikan bagi generasi penerus bangsa. Dengan perkembangan ini, para orang tua pekerja migran merasa lebih tenang karena anak-anak mereka bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak meskipun berada jauh dari tanah air. Sanggar Bimbingan di Malaysia ini menjadi bukti bahwa pendidikan bisa dijangkau oleh siapa saja, di mana saja, dengan kolaborasi dan kepedulian bersama