Kembali ke masa 2004/2005 dimana penulis memasuki gerbang pendidikan Pondok Pesantren Salafi Al-Manar Salatiga. Pilihan dari seorang ayah yang menginginkan untuk talabul ilmi di kota Salatiga supaya menambah ilmu agama yang didapat. Meninggalkan rumah dan hidup bersama santri-santri yang lain merupakan tantangan terbesar yang dihadapi penulis. Saat itu hanyalah keinginan penulis untuk mengikuti arahan ayah, dan sang penulis hanya bisa mengikuti langkah yang diambil ayah.
KEMBALI KE ARTIKEL