16 April 2017 17:36Diperbarui: 17 April 2017 02:002431
Waktu berjalan begitu pelan ke belakang dan menemukanku tersandung lamun di atas hamparan makam. Di sini aku datang sebagai teman, bukan musuh atau lawan. Itulah mengapa setiap petang di atas rumahmu yang remang. Rumah seorang teman (mungkin mantan pejuang), aku setia menjenguk menggugurkan sekeranjang bunga hitam, bunga pengganti matamu yang terpejam. Batu nisan hanya kiasan. Mungkin juga perumpamaan. Aku dan lelaki itu teman seperjuangan. Namun, pada nyatanya kita tak pernah saling mengenal di tanah ini, tanah yang penuh harum demonstrasi.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.