tiba di rumahnya jam 9 malam.
Tak seperti biasanya anaknya, Ulfa, umur 9 th membukakan pintu untuknya.
Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
"Ulfa, kok blum tidur?" sapa Ayahnya
"Aku nunggu Ayah pulang,
sebab aku mau tanya,
Berapa sih gaji Ayah?"
"Kamu hitung ya..
Tiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam & dibayar 400.000,
tiap bulan rata-rata 22 hari kerja,
kadang Sabtu masih lembur.
Berapa gaji Ayah hayo?"
"Kalo 1 hari Ayah dibayar 400.000 untuk 10 jam,
berarti 1 jam Ayah digaji 40.000 dong"
"Wah, pinter kamu.
Sekarang cuci kaki, terus tidur ya.."
"Ayah, aku boleh pinjam 5.000 gak?"
"Sudah, gak usah macam-macam..
Buat apa Ulfa minta uang malam-malam gini? Tidurlah.."
"Tapi Ayah…"
"Ayah bilang tidur!"
Ulfa pun lari menuju kamarnya dengan sedih.
Usai mandi,
Andi menyesali kekesalannya,
Ia menengok Ulfa di kamar tidurnya sedang terisak sambil memegang uang 15.000
Sambil mengelus kepala Ulfa, Andi berkata,
"Maafin Ayah ya..
Ayah sayang sama Ulfa..
Tapi buat apa sih minta uang sekarang?
"Ayah, aku gak minta uang.
Aku hanya pinjam,
nanti aku kembalikan kalo sudah menabung lagi dari uang jajan seminggu ini."
"lya, iya, tapi buat apa?"
"Aku nunggu Ayah dari jam 8, mau ajak Ayah main ular tangga 30 menit aja.
Ibu sering bilang waktu Ayah itu amat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Ayah.
Aku buka tabunganku hanya ada 15.000...
Karna Ayah 1 jam dibayar 40.000,
maka setengah jam aku harus ganti 20.000..
Uang tabunganku kurang 5.000,
makanya aku mau pinjam dari Ayah" kata Ulfa polos
Andi pun terdiam.
Ia kehilangan kata-kata.
Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan haru.
Dia baru menyadari,
ternyata limpahan harta yg dia berikan selama ini,
tak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
ingatlah wahai saudaraku,
janganlah kau cenderung memikirkan kebutuhan materi dalam kehidupan ini,
karena kebutuhan immateri juga harus terpenuhi, terutama bagi orang-orang yang kita sayangi
Sumber