Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Satu Tujuan

1 Maret 2022   16:48 Diperbarui: 1 Maret 2022   16:50 304 2

Di sebuah gubuk kecil dengan angin yang sejuk danpemandangan yang indah. Jam menunjukkan pukul 2 siang tapi keadaan langit sudahgelap menandakan akan turun hujan. 

"Elena lihat deh awan nya" Kesya menarik tangan kuuntuk melihat keluar.

"Awan nya gelap ya, bentar lagi kayanya hujan"kata ku sambil melihat ke atas awan. 

"Kalo hujan kita harus cepat-cepat pulangsekarang" Azka ikut melihat awan di atas yang mulai gelap. 

"Bentar lagi aja pulang nya masih siang ini" jawabNathan sambil memainkan game hp nya. 

     Tidak lama dari itu turun hujan 
"Tuh kan bener hujan" Kesya mengulurkan tangan nyakeluar untuk memastikan apakah itu benar hujan. 

"Yah kita ga bisa pulang cepat kalo hujan nya makinderas" aku khawatir jika pulang terlalu larut. 

"Tapi kita bisa neduh dulu di sini, pemandangan didepan juga bagus apalagi kalo di tambah hujan kaya gini" kata Azka sambilmelihat gunung-gunung di depan nya. 

"Ide bagus!" jawab Nathan semangat. 

"Oh iya tentang kuliah kalian mau lanjut ke mana?"aku memulai topik untuk membicarakan tentang perkuliahan. 

"Aku tetap bakalan ikut papah deh ke Jakarta"jawab Kesya. 

"Nanti jauh ya sama aku" dengan raut wajah ku yangsedih, Kesya tidak menjawab apa-apa tapi terlihat dari raut wajah nya yang jugamerasakan hal yang sama.

"Terus kamu mau ke mana Na?" tanya Azka kepada ku. 

"Aku tetap disini di Bandung" jawabku. 

"Nath jadinya ke mana?" tanya Kesya. 

"Sama kayanya di Bandung juga" jawab Nathan. 

"Lu Ka?" tanya Nathan dengan mata yang tertujupada Azka sambil menaikkan kedua alisnya. 

"Kayanya jadi ke Jepang tapi masih takut kalogagal" jawab Azka dengan kepala yang tertunduk. 

"Takut tambah dewasa~" Nathan menjawab denganlirik lagu Idgitaf-Takut.

"Engga kok pasti bisa, kita harus mencoba sesuatu yangbelum pernah kita coba, kalo kita gak mau mencoba kita tau dari mana kalo ituberhasil atau gagal?" Kesya meyakinkan Azka agar tetap percaya diri. 

"Iya bener Ka, kamu harus percaya diri kita yakin kamubisa! yang penting mencoba dulu" terus ku. 

"Bener tuh Ka dengerin" Nathan yang langsungberubah menjadi serius dan menyimpan hp nya. 

     Pembicaraan yang semakin seru sambil menunggu reda hujan. Sepertiitu jika sudah bertemu dan kebanyakan topik pembicaraan terkadang jadi lupawaktu. 

     Kita berempat sahabatan dari umur  6 tahun, sekarangsudah seperti saudara satu sama lain. Beruntung bisa bertemu denganorang-orang yang baik walaupun sifatnya sangat berbanding terbalik tapi jarangsekali bertengkar. Juga memiliki hobi dan kesenangan yang sama  yaitutraveling dan bermain di alam seperti naik gunung, pergi ke air terjun danmasih banyak lainnya.

-9 jam sebelumnya- 

Di saluran telepon grup 

"Kalian udah pada siap belum?" suara Azkaterdengar dari seberang telepon. 

"Aku udah siap, Kesya juga udah di rumahaku"  

"Iya tunggu bentar lagi di jalan" Suara Nathanterdengar bising seperti sedang di jalan. 

"Siap, aku tutup telepon nya ya" jawab Azka danmenutup telepon nya.

     Setelah semuanya sudah berkumpul di rumah ku, langsungbersiap-siap dengan barang bawaannya masing-masing, kita lebih memilih memakaimotor. 

     Sudah siap semua aku berboncengan dengan Kesya, Azka denganNathan. Hari ini hari Sabtu kita mau pergi mendaki Gunung Burangrang,tidak camping hanya mendaki lalu turun lagi hanya cukup satu hari. 

     Di perjalanan menghabiskan waktu satu jam untuk sampai ketempat Gunung Burangrang. Saat sampai sekitar jam 6 pagi, kita beristirahatsebentar. Di pagi seperti ini dan cuaca yang mendukung waktunya yang pas untukmendaki Gunung. Jangan lupa selalu berdoa di setiap pergi dan sesudah melakukanpendakian. 

"Minum jangan lupa bawa, nanti haus ga ada warung digunung" cara mengingatkan Nathan unik bisa membuat orang tertawa. 

"Siap!!" jawab semuanya. 

     Awan masih terlihat gelap, memakai alat pencahayaan senterdi kepala. Dari awal pendakian trek jalan masih baik-baik saja mulus dansedikit menanjak. Setelah 20 menit berlalu, baru lah trek sesungguhnya jalanyang sangat menanjak, pohon yang mulai menutupi cahaya matahari dan ada banyakjalan yang mengharuskan kita memanjat, untung saja ada tali untuk mempermudah.

     Yang terpenting dari setiap pendakian Gunung adalah berdoa, hati-hatidan yang paling terpenting adalah pikiran yang positif, tidak boleh berpikiranyang aneh-aneh yang bisa menimpa diri sendiri atau orang lain. Di tengahperjalanan aku bingung bagaimana naiknya karena tidak ada tali seperti sebelumnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun