Qatar,negri makmur minyak di timur tengah juga akan membuat film tentang masa-masa Islam di kejayaannya, Namun yang membuat kali ini berbeda adalah film yang dibuat menjadikan Rasulullah sebagai figur sentral dalam film ini. Menurut salah satu sumber terpercaya, Â Anggaran pembuatan film ini mencapai 3 trilyun rupiah dan akan menjadi film yang spektakuler ataupun mungkin saja kontroversial sepanjang masa. Namun demikian , untuk menghindari benturan dengan tradisi kenabian, dibutuhkan penasehat-penasehat yang ahli dan mempunyai latar belakang agama yang mumpuni agar keberadaan film ini betul -betul menjawab kelangkaan literatur yang bisa diakses masyarakat barat secara massif dan konprehensif terutama yang memberi gambaran Rasulullah dari sumber yang paling valid dan tidak bias.
Renspon Qatar ini adalah menjawab film provokatif tentang Nabi Muhammad "The Innocence of Muslims" yang menggambarkan Nabi dengan hal-hal negatif dan amoral. Tentunya renspon seperti ini harus kita apresiasi dengan acungan jempol , sebagai wujud pelampiasan protes yang konstruktif dan bukan destruktif dalam menyikapi film tidak bermoral ini. Membuat film tandingan Innocence of Muslim bukan berarti membuat film yang menghina Tuhan mereka atau simbol simbol agama mereka, namun membuat film dalam versi yang sebenarnya yang bebas dari visual-visual vulgar dan amoral itulah cara terbaik dalam mennyikapi pelecehan ini.
Allah berfirman " Dan balaslah mereka dengan cara yang terbaik.".Harus saya akui untuk para sineas film Qatar ini telah menunjukkan cara terbaik dalam membalas "innocence of Muslims".
Narasi oleh Nurkholis Ghufron.
Khalid menjadapat julukan saifullah al maslul artinya pedang Allah yang terhunus.