Dan pada saat itulah, dinamika keluarga terjadi, ada yang merasa iba terhadap si pemilik salah ada pula yang sudah tak tahan untuk mendukung secara moril dan meteriil si pemilik salah tersebut, saking tak terbendungnya dinamika keluarga itu sering terjadi perpecahan menjadi 2 kubu yaitu, kubu kontra dan pro, malah ada pula kubu lain yang ingin bersifat netral terselubung (di depan mendukung, di belakang memasung).
Sanksi sosial ini lama kelamaan akan menjadi bom waktu, jika si pemilik salah tetap pada egonya tidak mau mengakui kesalahan dan tidak mau berkata jujur.Mungkin ada 2 cara untuk meredam sanksi sosial ini, yang pertama adalah permohonan maaf si pemilik salah dan yang kedua adalah mulai berlakunya fase sanksi non-duniawi yang dimulai sanksi kubur yang berarti si pemilik salah sudah tidak ada urusannya dengan orang-orang sekitar, namun dengan makhluk Tuhan yang lain yaitu malaikat.