Kelas konsorsium merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang sangat menarik. Sistem ini menggabungkan mahasiswa dari enam departemen berbeda untuk belajar bersama dalam satu kelas, salah satunya pada kelas mata kuliah wajib fakultas, Ilmu Sosial Dasar (ISD). Mata kuliah ini diampu oleh dua dosen berpengalaman, Dr. R. B. Abdul Gaffar, S.IP., M.A. dan Tapiheru Joash Elisha Stephen, S.I.P., M.A, Ph.D, yang secara langsung memberikan kesan positif melalui gaya mengajar beliau yang interaktif dan menyenangkan.
Kelas konsorsium ISD bukan hanya sekadar ruang untuk mempelajari teori-teori dasar dalam ilmu sosial, tetapi juga tempat untuk memperluas wawasan melalui diskusi lintas disiplin. Dalam setiap pertemuan, mahasiswa diajak untuk melihat suatu isu atau topik dari berbagai sudut pandang yang berbeda yang mendorong mahasiswa untuk mampu berpikir kritis, sehingga dapat memunculkan insight baru dalam diri. Selain itu, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berdinamika dan bekerja sama dengan mahasiswa dari departemen lain. Seperti pada beberapa pertemuan, mahasiswa diminta membentuk kelompok dengan departemen yang berbeda dan mengkaji kasus nyata menggunakan disiplin ilmu yang berbeda lalu dipresentasikan.
Dalam kelas ISD, yang juga dapat disebut sebagai filsafat sosial, terdapat banyak sekali pembelajaran penting yang dapat diambil. Ilmu yang dipelajari sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari karena membahas berbagai konsep dasar yang menjadi landasan cara manusia berpikir dan bertindak, yang ternyata cukup kompleks. Melalui ISD, mahasiswa diajak untuk memahami sesuatu dari detail terkecil hingga ke proses yang lebih rumit. Dengan demikian, pembelajaran ini memberikan wawasan baru yang dapat memperkaya pola pikir.
Hal yang menjadi fokus utama dalam kelas ini adalah pendekatan kritis terhadap berbagai fenomena sosial. Dosen sering kali mendorong mahasiswa untuk mengkaji disiplin ilmu melalui tiga perspektif filosofis utama, yaitu ontology, epistemology dan aksiology. Ontology mempelajari hakikat keberadaan yang membantu mahasiswa untuk memhami realitas secara lebih mendalam. Epistemology mengenai bagaimana pengetahuan diperoleh, yang membantu mahasiswa untuk memahami proses berpikir kritis serta mengevaluasi kebenaran yang diterima. Aksiology yang berfokus pada nilai-nilai, membantu mahasiswa mengetahui lebih dalam mengenai dampak dan moralitas dari suatu tindakan atau kebijakan.
Sebagian besar mahasiswa belum pernah mempelajari filsafat secara mendalam sebelumnya, sehingga materi yang disampaikan terasa abstrak dan menantang. Namun, ini yang justru membuat kelas lebih menarik. Materi-materi yang disampaikan  mendorong mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman dan ikut mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih kompleks melalui diskusi dan bertanya.
Pembelajaran lintas disiplin seperti ini akan menjadi bekal penting dalam menghadapi dunia kerja dan tantangan global di masa depan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM telah memberikan kesempatan untuk memahami bahwa keberagaman bukan hanya sesuatu yang harus diterima, melainkan juga sesuatu yang perlu dirayakan. Keadaan dunia saat ini yang semakin kompleks membutuhkan lebih banyak ruang diskusi dan berdialog seperti ini yang dapat memunculkan ide-ide baru sehingga menciptakan perubahan ke ranah yang lebih baik.