Dari sekian banyak barang di rumah, ada satu yang sangat-sangat saya sayangi, yaitu mesin jahit. Saya punya dua, si hitam dan si putih. Si hitam saya beli dari bisyaroh pertama menjadi guru. Si putih, hadiah dari suami. Si hitam sudah lama tidak saya gunakan karena berat, tidak ada dinamonya. Kalau sedang ingat ya dilap, diminyaki, selebihnya dibiarkan sampai berdebu di pojokan. Suami pernah mengusulkan untuk dijual saja. Lha saya tolak , lha wong ini mesin riwayat.
KEMBALI KE ARTIKEL