Kali Swereg di malam hari. Gelap. Aku bahkan tidak bisa melihat telapak tanganku sendiri. Tak ada bedanya membuka ataupun menutup mata. Kedua tanganku berpegangan pada pundak Ghulam. Beberapa  kali ujung  sepatuku  mengenai kakinya.Kurasa ia tak berani mengaduh karena sudah dipesan oleh Dipa yang berada di paling depan agar tidak berbicara sepatah kata pun sampai di tempat tujuan.
KEMBALI KE ARTIKEL