Masha datang ketika Ustadz Danial sudah mulai memimpin doa istighosah. Amel beringsut memberinya tempat duduk di barisan paling belakang. "Miss Aya masuk kelas kita," bisik Masha yag sontak membuat telapak tangan Amel mendingin, kertas bacaan istighosah lepas dari pegangannya, luruh seperti daun kering yang terkena angin.Si ketua kelas yang judes itu merasakan jantungnya berdebar keras, konsentrasinya buyar,  pikirannya kalut. Bisikan Masha menyebar dengan cepat ke seluruh ruangan.  Senyumnya tipis melengkung di ujung bibir, ada perasaan lega melihat teman-teman yang biasanya meremehkannya itu sekarang menjadi pucat penuh kekhawatiran. Hanya teman-teman  di barisan depan yang masih lantang membaca sholawat, sebaris di belakangnya mulai resah, sedangkan barisan belakang sudah tidak terdengar suaranya. Mereka berbisik-bisik sambil melihat jarum jam di dinding yang sepertinya tak berdetak sekencang hari biasanya.
KEMBALI KE ARTIKEL