Bapak, tibatiba saja terlintas dalam ingatanku. Kala subuh tiba, kelotek terumpahmu terdengar begitu merdu
Menuju bong dan padasan untuk mengambil air wudlu, dan tak lupa kau bangunkan kami sebelum berangkat ke musalla depan rumah
Aku juga ingat, saat kaubantu ibu membuat kue, aku selalu bergelayut dalam sarungmu seperti seekor kanguru yang menggendong anaknya yang lucu. Di situ kurasakan kehangatan kasihmu sambil menunggu kau berikan sepotong kue gosong untukku
Bapak, saat libur sekolah kaubonceng aku dengan sepeda onthelmu sambil kau bawakan makanan kesukaanku. Kauajak aku menyusuri pematang sawah milik keluarga yang tak seberapa luasnya. Kaucangkuli tanahnya agar gembur. Kausemai benih agar kelak tumbuh subur. Lalu hasilnya tuk penuhi dapur agar tetap ngepul
Saat itu, aku belum paham arti tetesan keringatmu. Aku tak mengerti makna warna legam punggungmu. Aku tak mengerti arti semua itu. Sementara, aku hanya tahu riangnya melompatlompat di pematang sawah, sambil mengacungkan buah keres yang berhasil kupetik dari pohonnya.
Bapak, kini aku tahu semua kau lakukan demi kami anakanakmu. Dengan ikhlas kau gunakan kekar tanganmu, kau langkahkan tegap kakimu, kaupanggang lengkung tubuhmu pada terik panas tak terkira. Semua demi kebahagiaan keluarga tercinta.
Singosari, 12112020
#Selamat Hari Ayah