Di tulis oleh Gekko Nur diedit dan dibaca ulang oleh penulisnya sendiri.
Seorang perempuan terduduk menyender pada dinding-dinding jalanan yang menjadi pembatas sebuah jembatan dengan jurang yang di bawahnya terdapat sebuah sungai berair deras dan sangat dalam. Matanya kosong menerawang jauh ke depan. Entah apa yang sedang dipikirkannya hatinya terasa begitu hancur berantakan. Beberapa jam yang lalu perempuan itu masih asyik bercanda dengan kekasihnya. Tapi lagi-lagi tawa itu hanya sesaat kemudian air matanya kembali dibuatnya jatuh melewati kedua pipinya.