Mohon tunggu...
KOMENTAR
Otomotif

Rerata Manusia Commuter Line

5 Agustus 2013   20:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:35 66 0
ni cerita lebbay saya lagi.
Sejak tau tarif Kereta Jabodetabek berubah menjadi tarif progresif yang bisa dikatakan lebih murah maka, saya memutuskan naik KRL menuju Bekasi dari tempat saya Pondok kopi. Daripada saya naik angkot yang mahal.
Kalau perjalanan saya kerja sih sepi berlawanan arah ke kota yang selalu penuh deng penumpang, tapi saya sering kecewa karena juga tak.dapat tempat duduk dikarenakan ada penumpang Kota yang ikut kereta arah Bekasi, dengan alasan mereka tidak perlu turun lagi dan pastinya mereka akan dapat tempat duduk.
Semenjak naik KRL saya dapat melihat tingkah penumpang yang kebanyakan tidak sabar saat naik, mereka dorong-dorongan bahkan yang mau turun mesti harus mojok dulu daripada ditabrak penumpang sembrono gitu. Oia ngomong-ngomong kan ada pesan dalam kereta bahwa tempat duduk prioritas itu buat wanita bawa anak, wanita hamil atau buat orang yang sudah tua, tapi kok masih ada aja terutama kaum laki-laki yang tidak peka hatinya, masih setia duduk dengan gadgetnya tidak peduli pada penumpang yang diprioritaskan.
Saya tau kalau kita semua bayar, jadi berhak duduk tapi bisakah kita toleransi. Selain itu petugas kereta yang saya dapati kebanyakan kasar-kasar dari cara mereka melakukan penumpang dalam hal tap e-tiket sampai urusan menegur di gerbong khusus perempuan.Apa mungkin mental orang Indonesia sudah demikian menjauh ya dari budaya tata krama, mereka lebih sopan pada jejaring sosial daripada manusia sebenarnya.
Semoga perkembangan angkutan umum di kota Jakarta makin baik terutama Kereta Jabodetabeknya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun