Seorang perempuan berseragam dan kepala tertutup jilbab berdiri di depan salah pintu kapal MT Merbau, mengucapkan selamat datang dengan senyum lebar, dan menyalami saya dan rombongan yang baru sampai di atas kapal
tanker Pertamina tersebut. Saya yang masih shock karena baru saja “menggadaikan nyawa” dengan menaiki
tangga monyet—tangga kecil dari kayu dengan pegangan tali—dari kapal nelayan ke kapal
tanker yang sedang berlabuh tersebut cuma bisa menduga selintas perempuan itu pastilah bukan nakhoda kapal
tanker itu. Ya, siang itu (10/2), saya bersama beberapa wartawan media arus utama jauh-jauh diangkut dari Jakarta ke Pelabuhan OTM (Orbit Terminal Merak) di Banten memang untuk keperluan meliput sosok Agustin Nurul Fitriyah, perempuan nakhoda kapal
tanker tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL