“Ingatlah bahwa di mana pun engkau berada dalam perjalananmu, betapa pun terjalnya dinding lembah yang harus kau lewati, betapa tinggi puncak yang harus kau daki, ingatlah bahwa semua itu adalah bagian dari bumi tanah air kita yang tercinta... Indonesia. Jika engkau telah sampai ke taraf ini, maka di pelosok mana pun dunia tempat kau berada, maupun di bawah naungan Matterhorn, Jungefrau, di puncak El Capitan di Sierra Nevada, di jaluran glasial di Rocky Mountain atau di Alaska, di Appalachian, di daerah Khasmir atau Nepal, di Hokkaido maupun sekitar Gunung Fujiyama yang suci ataupun puncak-puncak gunung di Selandia Baru... engkau senantiasa dan selalu akan mengarahkan wajahmu ke daerah Khatulistiwa di antara Benua Australia dan Asia... yaitu Ibu Pertiwi Indonesia... “die Heilige Heimat”, karena ia adalah Mekkah dan Roma bagimu...”