Dari kasus remaja tersebut, ada banyak faktor pemicu yang menghambat pembentukan nilai moral yang baik pada diri remaja. Faktor penghambat yang paling berpengaruh adalah sosialisasi keluarga. Keluarga merupakan agen pembentukan karakter atau akhlak yang paling utama. Sosialisasi keluarga yang baik dapat membentuk karakter individu yang bermoral, namun sebaliknya jika sosialisasi keluarga yang tidak baik akan membentuk individu yang amoral atau tidak memliki moral. Bukan hanya lingkungan keluarga yang juga menjadi faktor penting terbentuknya moral namun juga faktor pendidikan seperti sekolah. Namun pendidikan yang diharapkan mampu mengatasi moral kadang tidak sesuai dengan harapan. Para orang tua mulai risau dengan fenomena pendidikan yang kurang memberikan perhatian terhadap moral peserta didiknya. Dan para orang tua atau masyarakat menuntut tanggung jawab institusi pendidikan karena maraknya berbagai kasus kenakalan remaja baik itu rngan atau berat.
Tapi masyarakat juga tidak bisa menuntut sepenuhnya tanggung jawab tersebut karena moral terbentuk tidak hanya pada limgkungan keluarga, sekolah, masyarakat tapi juga lingkungan social yang lainnya yang lebih luas lagi. Moral sangat diperlukan setiap individu(baik anak muda, dewasa dan tua) dalam mewujudkan terciptanya masyarakat yang berprestasi, berdedikasi, berintelektual, bertaqwa dan berbudi luhur. Maka dari itu para orang tua dituntut untuk bisa menanamkan pendidikan moral kepada anaknya sejak dini, agar nantinya anak-anak atau remaja dapat menghadapi serta memfilter kemajuan dunia dan juga tekhnologi yang semakin hari semakin kejam menggerus moral remaja.