Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Krisis Zona Euro: EU Terpecah, Liberalisme Mulai Ditinggalkan ?

12 Desember 2011   19:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:25 275 1
Bagi pemuja sistem Liberalisme Sekuler kelihatannya seperti mimpi buruk yang harus di hadapinya ,betapa tidak sistem yang selama ini sangat di agung agungkan sekarang mulai menuai badai kebebasannya yang tanpa dibatasi oleh nilai-nilai dan norma-norma religius yang ada.Negara-negara yang sangat makmur karena menganut sistem Liberalisme Sekuler  sebagaimana anggapan penganut aliran tersebut,satu persatu rontok dimangsa oleh krisis euro sebagai dampak kebebasan dalam berbagai hal,yang mereka meyajkininya akan bisa menciptakan kebahagiaan dan kemakmuran bagi mansuia.

Ketika sistem sosilisme dan komunisme runtuh ,para penganut liberalisme sekuler tersebut berteriak bahwa memang hanya liberalisme sekulerlah yang mampu mengatasi berbagai aspek sosial dalam kehidupan  umat manusia secara universal.Namun setelah krisis melanda negaranya Paman Sam,EU mereka mulai meragukan dan mempertanyakan keampuhan liberalisme sekuler dalam mengantisipasi krisis terdsebut.

Memang krisis zona Euro belum kelihatan kapan akan berakhir ,meskipun telah menelan negara-negara kawasan Euro seperti Yunani,Portugal dan kini sedang merambah Italia.Dalam menghadapi krisis tersebut negara-negara Eropa mulai saling menuding satu sama lainnya,mereka kelihatannya terpecah dalam menanggapi masalah itu.

Ketua Dewan Europa Herman van Rumpoy mmmenginginginkan supaya negara-negara EU membeli obligasi yang dikeluarkan oleh negara yang terancam bangkrut ,tetapi Nicholas Sarkazy dan Angela Markel menolaknya sehingga terjadi polemik dan perdebatan keras dalam perjanjian istimewa untuk mengatasi krisis Euro,Jum'at 9 Desember 2011 di Brussel,Belgia.

Meskipun Inggris,Hungaria menolak mentah-mentah isi pernjian itu yang memperketat program-program bagi penghematan,pengawasan penandatangan ,serta program penyelamatan Euro EFSF(European Financial Stability  Fasility) dan akan melibatkan IMF dalam  proses penyelamatan dari krisis zona Euro  yang bisa memicu terhadap perpecahan Eropa.

Dalam perjanjian istimewa  yang di ikuti oleh 17 negara  zona Euro di tambah 6 negara diluar zona Euro  memutuskan,bahwa program penghematan di perketat ,tetapi di tolak keras oleh David Cameron karena dianggap sangat merugikan Inggris.Inggris tidak mau kedaulatnnya terusik,karenanya PM Inggris David Cameron enggan menandatangani .

Sebagai negara besar di Eropa,Jerman  dan Perancis dengan sekuat tenaganya yang ada berupaya keras  untuk mengatasi krisis tersebut,namun selalu pula menghadapi berbagai kendala dan tantangan.Inggris tidak mau konsep tunggal EU diberlakukan juga di Inggris.Tetapi negara-negara zona Euro mendesaknya,akan tetapi David Cameron tetap saja menolak menandatangani perjanjian istimewa tersebut.Mengapa terjadi krisis zona Euiro  ?  apakah karena bangsa Europa menganut paham  liberalisme sekuler ?  hal ini tentu saja tidak sepenuhnya benar atau juga salah .Tetapi memang itulah yang bisa di jawabnya.

Ideologi komunisme ,sudah ambruk,dan sekarang  giliran liberalis sekuler akan menuai badai karenanya sangat aneh sekiranya negara-negara asalnya Liberalis Sekuler mulai berpaling ke Cina.tetapi Beijing  minta Zona Euro supaya mengentaskan masalahnya sendiri baru selanjutnya Cina kan membantunya . Sikap  Inggris itu ditanggapi secara dingin oleh Jerman,yang coba menyelamatkan zona Euro. dan berupaya bersama-sama untuk  mengatasi  berbagai krisis  tersebut. Apakah mampu negara-negara EU yang mengidolakan  liberalisme sekuler bertahan lebih lama lagi ? atau sudah tiba masanya untuk menerapkan konsep konsep baru yang beredar luas di Eropa.? lalu konsep apa yang sesuai dengan kodrat umat manusia ?.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun