Sahabat Rasulullah SAW yang paling utama adalah Abubakar As Shiddiq yang menjadi Imam Shalat jika Rasulullah SAW berhalangan,dan Abubakar juga sebagai satu-satunya sahabat yang selalu membenarkan perkataan Rasulullah SAW sehingga beliau dijuluki dengan gelar Ash Shiddiq.Abubakar juga sebagai mertua Rasulullah SAW karena putrinya,Siti Aisayah merupakan isteri Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah SAW wafat ,terjadi konflik antara kelompok Muhajirin dan Anshar terkait siapa yang akan meneruskan daulah islamiyah. Beliau menolak menjadi Khalifah,tetapi karena dipaksakan oleh para sahabat lainnya sehingga Abubakar As Shiddiq diangkat menjadi Khalifah yang akan meneruskan Daulah islamiyah. Ketika pidatonya sesaat setelah diangkat menjadi Khalifah ,Abubakar mengatakan bahwa meskiopun dirinya sudah diangkat menjadi pemimpin umat islam akan tetapi tidak berati ia yang paling baik diantara kaum muslimin. Daalam pidatonya juga ia tegaskan bahwa sekiranya pemerintahannya sesuai dengan ajaran Allah dan rasul-Nya maka harus diikuti,namun jika berlawanan dengan aturan Allah dan rasul-Nya maka tegurlah dan luruskanlah serta jika ada yang mau menjadi pemimpin kaum muslimin maka ia segera menyerahkan kekuasaannya kepada orang tersebut. Abubakar As Shiddiq tidak ambisi kekuasaan,bahkan ia sebagaimana khalifah Rasyidin lainnya selain tidak ambisi kekuasaan juga enggan menerima tunjangan sebagai kepala pemerintahan kaum Muslimin. Sementara untuk mencukupi kebutuhan keluarganya,Abubakar setiap harinya berdagang di pasar Medinah meskipun sudah menjadi kepala pemerintahan Kaum Muslimin.Pada suatu hari beberapa jam setelah di angkat sebagai Khalifah Rasyidin pertama tahun 632 M ,Abubakar As- Shiddiq segera pergi kepasar untuk menari nafkah sebagaimana biasanya.Dalam perjalanan berpapasan dengan Umar Ibnu Khattab RA ,dan Umar bertanya:"Wahai Amirul Mukminin ,hendak kemana kamu ? " .Jawab Abubakar:"Aku hendak ke pasar untuk mencari rezki".Kata Umar Ibnu Khattab:" Sesungguhnya tidak pantas seorang Khalifah untuk bekerja." Abubakar bertanya kepada Umar bin Khattab:"Siapa yang akan menaggung biaya hidup keluargaku ?". Umar Ibnu Khattab menjawabnya:"Sebaiknya kamu memusatkan perhatianmu kepada kaum Muslimin ,dan kami akan memberi tunjangan hidup buat kamu dan keluargamu". Mendengar kata Umar Ibnu Khattab demikian,Abubakar As Shiddiq menegaskan bahwa "Saya sedikitpun tidak dapat menerima tunjanagan dari harta kau Muslimin". Namun demikian Umar Ibnu Khattab tetap saja bersikukuh untuk memberi tunjangan hidup bagi Abubakar dan kelurganaya selam ia menjabat Khalifah Umat Islam.Ketika Kahalifah Abubakar As- Shiddiq menderita sakit keras dan menjelang ajalnya ,ia berkata kepada salah seorang putranya:"Aku telah berkata kepada Umar bin Khattab bahwa aku tidak akan menerima sedikitpun harta dari kaum Muslimin ,tetapi ia tetap saja memaksaku untuk menerimanya dari Baital Mal selama aku menjadi Khalifah. Dan aku lanjut Abubakar As-Shiddiq pula,selama menjadi Khalifah telah menerima dari baital Mal sebanyak 8000 dirham ,karenanya jika aku meninggal dunia maka ambillah hartaku sebanyak 8000 dirham itu kemudian segera kembalaikan saja ke Baital Mal.Ketika uang itu diserahkan kepada Umar Ibnul Khattab .maka Umar Ibnul Khattan berkata:"Semoga Allah memberi rahmat kepada Abubakar ,sungguh ia telah mempersulit bagi Khalifah Rasyidin yang datang setealhnya".Dan memang begitulah para Khlifah setelah Abubakar As-Shiddiq juga menolak tunjangan sebagaimana dilakukan oleh khalifah yang pertama tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL