Negara Turki yang di bentuk setelah Mustafa  Kemal Attartuk berhasil  mengambil alih   kekuasaan dari kesultanan Ottoman menyusul kekalahannya dalam Perang Dunia pertama tahun 1918, dan mendirikan Republik Turki dengan sistem demokrasi berdasarkan konstitusi sekuler.Mustafa Kemal Attartuk mendapat dukungan kuat dari aparat militer Turki ,namun kemudian secara bertahap sekuerisme rejim Turki mulai pudar karena kurang mendapat dukungan rakyat Turki yang mayoritasnya muslim tersebut
Merasa terdesak oleh pesatnya perkembangan kelompok Islam Turki,sehingga beberapa kali pihak militer melancarkan kudeta antara tahun 1960 dan 1980-an untuk mempertahankan status quo.Lalu terjadi ketidak serasian hubungannya dengan Partai Keadilan dan Pembangunan pimpinan Ecep Thayeeb Erdogan,hingga mereka merencanakan suatu kudeta kembali.Namun rencana kudeta tewrsebut berhasil di gagalkan oleh rejim Turki,dan ratusan personil militer yang terlibat dalam "Operasi Godam"itu berhasil di tangkap.
Pemerintah Turki sekarang sedang mengadili 350 personil militer di pengadilan Silivtri ,yang oleh jaksa mereka akan dituntut hukuman sekitar 20 tahun penjara karena percobaan makarnya tersebut.Menurut pengakuan mantan Kepala Staff Angkatan Bersenjata Turki,Jenderal Dogan Cetin yang dituduh sebagai dalang "Operasi Godam"tahun 2003 bahwa pengadilan yang berlangsung dua tahun  itu tidak adil dan tidak sah .Namun menurut Jenderal Bilgin Balanli  menyampaikan kepada pengadian,bahwa pengadilan ini tidak bisa mempengaruhi pihak militer Turki,bahkan sebaliknya akan membangkitkan perlawanan militer Turki.
Sementara menurut pengadilan,bahwa mereka yang terlibat dalam"Operasi Godam"itu telah merencanakan untuk membom sebuah Mesjid dan menggiring Turki untuk bermusuhan dengan Yunani, Karena menurut rencananya,jika Turki berperang melawan Yunani maka mereka kan segera  mengambil  alih kekuasaan di Turki.Sementara Jederal Liker Basbug,mantan Panglima Angkatan Bersenjata Turki di ruang lainnya yang di tuduh berkonspirasi melawan pemerintah.
Dalam konteks ini menurut Jaksa,bahwa rencana"Ergoneken"berkaitan erat dengan bayangan jaringan Ultra Nasionalis  dan  Sekuler yang  menurut  pemerintah Turki, bahwa  mereka  sedang   merencanakan untuk mengambil alih kekuasaan dengan cara kekerasan terhadap pemerintah yang sahah.