Meskipun negara Tunisia relatif kecil dibanding dengan tetangganya Aljazair dan Libya,tetapi negara Tunisia memiliki sejarah yang relatif panjang jika ditoleh kemasa lalunya.Kawasan itu pernah menjadi kekuatan raksasa yang bersaing ketat dengan Romawi,terutama ketika masa kerajaan Karthago tahun 265 seb.Masehi yang berpusat di kota Zama.Hanibal(218-203 seb.M)menyerbu Romawi dalam upaya memperebutkan Laut Tengah,sehingga terjadi beberapa kali peperangan antara Karthago dan Romawi yang disebut dengan perang Phunisia 264-241 seb.M,218-210 seb.M,dan tahun 146 seb.M ,suatu peperangan yang menguras berbagai aspek sosial masyarakat Karthago dan Romawi,yang memperlemah kedua kerajaan tersebut.Dalam konteks ini rumpanya Romawi lebih bernasib baik,karena dapat bertahan dari invasi Karthago lewat Spanyol bersamaan berhasil melancarkan serangan balik dibawah pimpinan Scipio Africanus tahun 146 seb.M yang menghancurkan Zama di Afrika utara.Selanjutnya kerajaan Kartago runtuh bersamaan muncullah tuan baru di Afrika utara,kerajaan Romawi yang menguasai kawasan tersebut beberapa abad lamanya.Pada tahun 666 kawasan Afrika utara yang terdiri dari negara Tunisia,Maroko,Aljazair,Libya dapat dibebaskan dari tangan kerajaan Romawi oleh Jenderal Uqbah bin Nafi,salah seorang komandan militer daulah bani Umayyah(661-750 M)yang berpusat diibukota Damascus.Uqbah bin Nafi selanjutnya membangun kota Qairawan ,yang dijadikannya sebagai benteng pertahan dan basis kekuatan militer daulah Umayyah di Afrika utara serta sebagai batu loncatan bagi Jenderal Thariq bin Ziad pada masa berikutnya dalam menguasai Semenanjung Iberia(Andalusia)sebagai awal berdirinya pemerintahaan bani Umayyah di Eropa itu.Karena strategis letaknya,kawasan tersebut meskipun sudah dikuasai sepenuhnya oleh orang orang islam,tetapi senantiasa menjadi ajang rebutan dari kerajaan kerajaan lain,terutama kerajaan Romawi yang masih sangat kuat waktu itu.Dan memang demikian yang terjadi pada tahun 683 M,daerah yang didiami oleh bangsa Arab,Koptik,Parsia,Barbar dan Romawi tersebut berhasil direbut kembali oleh kerajaan Romawi dibawah pimpinan komandannya Jenderal Kuseille.Namun kerajaan Romawi tidak mampu memepertahankannya,karena lima tahun berikutnya pasukan muslim dibawah pimpinan Jenderal Zuhair bin Qais berhasil gemilang memulangkan pasukan Roma kenegerinya,serta kawasan itu sepenuhnya dibawah kekuasaan daulah bani Umayyah.
Kawasan Afrika utara termasuk Tunisia didalamnya selanjutnya berpindah tangan lagi ,bani Umayyah sudah lemah yang akhirnya dilanjutkan oleh dinasti Abbasiyah(750-1258)yang juga tidak mampu mengendalikan kawasan tersebut.Maka pada tahun 800 M kawasan itu dikuasai oleh dinasti bani Ahlab yang sering disebut juga Aglabid(800-909 M)dan berpindah tangan lagi kepada tuan barunya dinasti Fathimiyah(1120-1231),serta sejak tahun 1214 sampai tahun 1465 daerah itu berada dibawah kekuasaan dinasti al Muwahhidun.Berbagai invasi silih berganti yang terjadi diantara dinasti dinasti yang sebenarnya berasal dari suku bangsa yang sama,yakni Turki.Namun sesama mereka sering terjadi konflik hendak nenjadi penguasa tunggal di kawasan Afrika utara dan Timur Tengah,jikapun mereka bersatu hanya ketika membendung pasukan salib dari Eropa,yang dijadikan musuh bersama mereka.Dinasti yang berkuasa dan berhasil menyatukan seluruh wilayah tersebut adalah dinasti Turki Osmany(Ottoman 1300-1922),terutama pada masa pemerintahan Sulaiman 1(1520-1566).Ia yang seringkali disebut juga sebagai Sulaiman al Qanun menguasai Afrika Utara,namun beberapa penggantinya tidak mampu mengontrol wilayah kekuasaan Turki Osmany yang sangat luas itu.Sehingga sejak abad ke 18 kerajaan Turki Osmanyi dijuluki sebagai "the sick man of Europe"ditandai dengan jatuhya Mesir kepada Napoleon Bonaparte tahun 1789 sebagai permulaan lepasnya berbagai wilayah kekuasaan Turki karena direbut oleh negara Eropa,ataupun karena melepaskan diri dan menjadi negara negara merdeka dan berdaulat seperti Yunani,dan negara negara di Semenanjung Balkan.Negara negara Eropa yang sudah lama menginginkan wilayah wilayah tersebut,terutama Perancis,Inggris,Italia,dan sebagainya.Afrika utara mulai dikuasai oleh Perancis pada tahun 1824 yang dimulai dari Aljazair kearah timur sampai di Tunisia tahun 1880 dan setahun berikutnya menjadi protektorat Perancis.Dari Tunisia Perancis kembali kebarat terus menyisir padang pasir Aljazair sampai Maroko tahun 1905,untuk menyatukan dengan wilayah jjahannya yang lain di Afrika Barat .Karena lama Tunisia dikuasai oleh Perancis,sehingga warga negara yang beribukota Tunis tersebut sangat dipengaruhi oleh kebudayaan negara mode itu.Rakyat Tunisia berbahasa Perancis disamping bahasa Arab tentunya,dan merupakan sebuah negara Arab yang sangat modern dan liberal serta negara yang memiliki industri parawisata yang maju.Bahkan negara yang saangat terkenal dengan tari perut yang erotis tersebut mengelola industri parawisatanya menyaingi industri serupa di negara tetangganya,Maroko,bahkan negara Spanyol ,sebagimana terdapat di pulau Jerba dilepas pantai Tunisia.Dan kota kota besar lainnya di Tunisia seperti Sousse,Sfak,Gabes memiliki perkebuan kurma yang luas sebagai sentra sentra industri parawisata Tunisia yang ditunjangi dengan hotel-hotel bintang lima ,serta pola pola kemewahan lainnya .
Akan tetapi kemewahan tersebut tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyat Tunisia,nmun hanya dinikmati oleh segelintir orang yang berada sekitar istana diktator ben Ali.Bahkan masyarakat Tunisia tidak diberi hak bersuara untuk menentukan pilihan mereka dalam politik,ekonomi,dan sosial budaya.Oleh karena itu ,warga Tunisia sudah bosan dengan status quo tersebut dan kini tiba waktunya untuk mereformasinya dalam berbagai aspek sosial kehidupannya.Sudah puluhan orang tewas dalam unjuk rasa yang menuntut supaya Ben Ali mundur ,turunkan harga dan adili para koruptor .Dan kini di negara yang juga anggota OKI(organisasi konferensi islam)tersebut mulai mereda pasca Zein Abidein Bien Ali menjanjikan bahwa rakyat akan diberikan hak bersuara,menurunkan harga,kebebasan pers dalam berbagai aspek,serta Ben Ali yang berkuasa sejak tahun 1987 tidak akan mencalonkan dirinya lagi tahun 2014.Janji tersebut tampaknya mulai berhasil meredam gejolak sosial di Tunisia,malahan mulai terdengar teriakan teriakan hidup Ben Ali dari kalangan para pengunjuk rasa.Namun masih banyak fihak yang meragukan janji janji Ben Ali didepan para pengunjuk rasa yang terdiri dari berbagai lapisan sosial masyarakat Tunisia,dari penganggur yang mayoritas tenaga -tenaga akademis ,seniman,buruh,dan berbagai profesi lainnya.Bersamaan itu pula Menlu Tunisia,Kamal Marjan dikabulkan permohonannya untuk mundur oleh Presiden Tunisia,Zein Abedin Ben Ali.Kini orang kuat Tunisia yang mulai keropos kursinya itu juga membentuk suatu dewan yang melibatkan kaum oposisi didalamnya.Apa yang sedang terjadi di Tunisia,Sudan,Pantai Gading,dan sebagainya tentu saja akan mempengaruhi masyarakat yang sedang mengalami nasib serupa.Oleh sebab itu sebagai bangsa Indonesia yang sedang mengalami hal yang sama terutama berbagai korupsi mafia peradilan yang meningkat,pengangguran dan kemiskinan semakin meningkat sebagaimana melambungnya berbagai harga barang kebutuhan hajat hidup orang banyak.Sementara para elite politik berlomba-lomba dengan kemewahan ditengah warga yang menderita gizi buruk dampak kemiskinan.Nah,apa yang terjadi di Afrika utara perlu kita renungkan bersama,soalnya Indonesia juga sudah mengalami hal serupa dengan cara cara serupa pula,dan kita doakan semoga hal seperti itu tidak terulang lagi sebagaimana juga pemerintah tidak akan bercanda lagi dengan wacana politik yang"ASBUN".Tetapi yang penting sekarang bukti secara kongkrit,tuntaskan skandal century,BLBI,rekening gendut ,Gajus dan sejenisnya.Apapun konsekuwensinya,tegakkan keadilan !