Ya, tentang tidak tepatnya janji musim aku tak menyalahkannya. sudah tak terhitung musim yang mengantar kita berdua. kita bertemu dipertengahan musim yang entah aku sudah sangat lupa. yang aku masih ingat, pertengahan musim itu berwarna abu-abu. aku masih ragu, kamu masih ragu. aku ragu dengan diriku di tengah jaman yang tak menentu dan kamu ragu dengan waktu yang menggerus ragamu. saat itu masih ingatkah? musim menyarankan pada kita untuk diam dan dia berjanji akan menemani. dan seterusnya kita ajak sang keraguan bersama kita, dan seingatku dipertengahan musim dihari-hari kemarin, keraguan pamit dengan manisnya. Dan musim mengabarkan pada kita hujan sedang rindu, mengingatkan kita pada derasnya keraguan yang pernah ada. mungkin seperti hujan, keraguan juga rindu pada kita. ah keraguan pernah mengantar kita pada keyakinan hari ini. biarlah keraguan rindu, dia memang suka begitu.