"Oke, aku akan beli"
Joni langsung bergegas. rokok memang bahan bakar utama untuk mengerjakan tugas yang deadline-nya nanti sore. jadi segera Joni mengiyakan permintaan temannya. namun baru seratus meter dari rumah kontrakan Joni terperangah. ada razia. dompet tidak terbawa, hanya membawa uang seperlunya.
"SIM dan STNK mas?"
"Maaf pak, saya tidak bawa dompet. saya ambil dulu ya? itu rumah saya kelihatan dari sini"
"Tidak bisa!"
"Lho? kenapa tidak bisa? bukannya fungsi razia untuk kelengkapan, sepanjang saya bisa menunjukan kelengkapan kan tidak apa-apa pak?"
"Pokoknya tidak bisa! anda harus ditilang"
Joni merengut, Pak Polisi tidak bisa dilawan. ilmu 'pokoknya' sudah keluar, entah itu benar atau salah, pokoknya tidak bisa. titik.
"Pak, saya bisa nitip sidang saja?"
Pak Polisi tidak menjawab hanya mengangguk.
"mmmm .. tapi saya tidak bawa uang. saya ambil dulu ya, itu rumah saya keliatan dari sini"
"iya boleh, silahkan, tapi motor tetap disini"
Joni pun mengangguk dan segera bergegas pergi. sepuluh menit kemudian dia sudah datang dengan terengah.
"mmm pak, ini STNK dan SIM saya"
Pak polisi bengong dalam hati, "Ah kenapa aku ijinin pulang ya?". Joni senyam-senyum menggoda, dalam hati, "giliran ambil duit diijinin".
"gimana pak?"
Pak polisi berusaha sekeras-kerasnya untuk tersenyum, mengangguk sedikit dan melepaskan Joni. Joni terus tersenyum dan pak polisi, sekali lagi, berusaha sekeras-kerasnya untuk membalas senyum.