Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Catatan Hearing Program Primitive Runaway di KPID Jabar

23 Desember 2010   10:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:27 262 2
Hari tanggal 23 desember 2010, sekitar pukul 11.00 WIB, KPID Jabar melakukan hearing tentang tayangan Primitive Runaway di Trans TV. Saya mendapatkan undangan via group di FB namun saya tidak bisa hadir karena pekerjaan yang harus saya selesaikan hari ini. namun saya coba terus update dengan sms pada teman saya, Agus Rakasiwi, Ketua AJI Bandung yang hadir. Juga pada dua teman saya, Kunto Adiwibowo dari Fikom Unpad dan Luthfi Adam dari Story Lab Sekolah Film. Dan sms yang saya dapat dari Luthfi mengejutkan, hearing hanya dihadiri mereka bertiga plus satu orang yang saya tidak kenal. Pihak Trans TV tidak hadir. saya bingung, bukankah ini sangat penting? tapi kok sepi-sepi saja ya?

Saya kemudian teringat ketika semalam saya sempat nongkrong di angkringan milik teman saya di jalan Tirtayasa Bandung. Beberapa wartawan juga nongkrong disitu dan mengatakan kalau hari ini ada sidang Ariel Peterpan. Ingatan yang membuat gemas, ya tentu saja isu Ariel Peterpan lebih menarik perhatian daripada hearing KPID tentang acara primitive runaway. dan akhirnya, hearing menjadi acara pelaporan saja, tidak ada diskusi lebih lanjut.

di Kompasiana acara primitive runaway sempat menjadi sorotan. Adalah seorang Ninuk Setya yang prihatin dan menyesalkan pelanggaran-pelanggaran etik yang terjadi pada tayangan primitive Runaway (selengkapnya bisa anda baca di sini). Ninuk melihat adanya perampasan hak atau lebih jauhnya bisa dibaca sebagai sebuah eksploitasi suku Rimba untuk produk acara yang jelas produk dagangan.

Sementara, diskusi yang dalam grup FB Boikot Program "Primitive Runaway" lebih jauh melihat adanya wacana penjajahan. Berikut saya kutipkan sebuah posting yang ditulis Agus Rakasiwi di group,

"Istilah “primitif”datang dari bahasa Latin, primitivus, artinya “yang pertama atau terawal dalam jenisnya”. Istilah ini pertama kali dipakai oleh para penulis dan penjelajah Barat dalam mendeskripsikan masyarakat di luar budayanya. Mereka melukiskan masyarakat primitif sebagai tidak beradab, biadab, ganas, dan kejam. Tujuannya jelas, dengan merendahkan, mereka bisa menjajah dengan lebih leluasa.

Mengutip tuilisan Roy Thaniago, aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dan Koordinator Remotivi, di Koran Tempo edisi 24 November 2010, memprimitifkan adalah mental penjajah. Cara pikir ini adalah warisan kolonial yang kemudian malah diadopsi negara-negara yang baru merdeka pasca-Perang Dunia II (Domman, 2008:4-5 dalam Rizaldi Siagian, Kompas, 13 Desember 2009)."

saya kutip lagi, memprimitifkan adalah mental penjajah. dan orang yang bermental seperti ini tidak peduli siapa saja, mereka siap memasuki sudut-sudut ruangan kita semua. Bahkan untuk satu ruangan privasi yang seharusnya tidak mereka masuki. Bahwa sangat mungkin terjadi, jika kita terus membiarkan ini, suatu hari nanti kamar-kamar kita akan bisa dimasuki dan kita hanya akan menjadi dagelan untuk hiburan yang entah apa maksudnya.

Dan hari ini, Hearing di Kantor KPID Jabar sangat sepi. Bahwa kemudian benih-benih mental penjajah yang mengintai rupanya bukan sebuah hal yang harus dikhawatirkan. Trans TV bahkan tidak memberitahukan mengapa tidak datang. Ketidakhadiran ini dalam opini saya, Trans TV sebagai media seperti gagap teknologi, dalam artian, senang dengan mainan baru bernama kamera dan begitu saja merekam dan menayangkan tanpa pikir panjang.

Disela-sela hiruk pikuk natal dan tahun baru, euforia timnas, semoga kekhawatiran saya dan teman-teman dalam grup FB Boikot Program "primitive Runaway" tidak menjadi kenyataan suatu hari nanti.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun