"Nduk, aku mohon jangan pergi. lalu bagaimana simbok menghadapi kang parjo? bagaimana hutang simbok?"
Sumi berhenti bersiap. dia menatap ibunya lembut.
"Sumi hanya ingin pamit sama mas bagus mbok"
"Kang parjo akan tega untuk menyiksa simbok nduk. entah bagaimana caranya. hutang bapakmu sudah terlalu besar. rumah ini tak bernilai banyak, kamu bisa minta cerai kalau nanti tidak cocok, yang penting hutang kita bisa lunas."
Simbok seperti tidak mempedulikan ucapan Sumi. Simbok terus meracau tentang kang Parjo. Sumi juga tampak tidak peduli.
"Sumi pamit mbok. maafkan Sumi, cuma mas Bagus yang boleh menyentuh jiwa raga Sumi"
Suara Sumi tertelan deras hujan badai ini. dan beberapa detik kemudian tubuhnya sudah tertelan hujan. simbok tampak tidak peduli Sumi pergi. dan masih saja meracau tentang kang parjo. dia seperti tidak tahu Sumi telah pergi. sementara Sumi sudah berlari dalam hujan menuju jembatan tempat sebuah janji. senyum sumi terkembang ketika ujung jembatan terlihat samar-samar tertutup garis hujan. segera langkahnya dipercepat. senyumnya hilang ketika melihat jembatan sepi hanya riuh air hujan. jembatan itu kosong. tak ada siapapun. perlahan Sumi melangkah ke tengah jembatan. kali ini pikirannya sudah kosong. segala kisah indah jembatan ini ikut menghilang.
*Belajar FF, minjem ide cerita, judul, tokoh dari cerita badai punya suri ... boleh ya? hehehehe