[caption id="attachment_229497" align="alignleft" width="221" caption="poster story of us diambil dari movieberry.com"][/caption] Film Story Of Us ini sudah sangat lama, release pada tanggal 15 Oktober 1999. Kebiasaan saya memang rada sedikit aneh, ketika banyak orang menonton film baru saya malah menonton film lama. Kebiasaan yang ternyata membuat saya sedikit bisa keluar dari ‘belenggu’ review dan perbincangan yang santer. Saya tidak berusaha untuk update, saya cenderung untuk diam dan mendengarkan banyak perbincangan. Mendengarkan perbincangan berarti mengikuti cara membaca para penonton ini. dan ini buat saya mengasyikkan karena saya bisa mendapatkan banyak perenungan dari sebuah film. Makanya tak jarang film-film yang keluar sekarang saya tonton beberapa bulan kemudian kecuali ada beberapa undangan launching film teman-teman. Dan untuk film-film yang diluar perbincangan atau sama sekali tidak diperbincangkan ini lebih mengasyikkan lagi. Saya bisa dengan bebas menikmati film, terhanyut dalam rasa yang ditawarkan sekaligus melakukan pembacaan yang pure dari dalam diri saya. Film Story Of Us disutradarai oleh Rob Reiner. Sutradara yang juga menyutradarai Film When Harry Met Sally (1989). Saya benar-benar kaget ketika design pemfilman Story Of Us mirip dengan When Harry Met Sally. Dari sisi konflik juga hampir mirip, tapi justru disana saya semakin menikmati. Story Of Us seperti lanjutan When Harry Met Sally. Kisah When Harry Met Sally adalah sebuah kisah memulai sebuah rumah tangga setelah gagal dalam membangun hubungan sebelumnya. Bagaimana kemudian Harry harus menjadi diri sendiri dan Sally menjadi diri sendiri kemudian ‘menyerah’ dalam cinta. Kejujuran dan membuang ego untuk sebuah hubungan. Story Of Us melanjutkannya dalam konflik yang lebih besar, kita tidak pernah menjadi diri sendiri saat berumah tangga. Kita akan berperan menjadi seorang Ayah dan seorang Ibu. Rob Reiner dalam When Harry Met Sally tampaknya sedang mempunyai sebuah tesis bahwa hubungan yang baik ukurannya satu, kita bisa jujur pada diri sendiri tanpa akting atau jaga image, membuang ego dan selanjutnya menjadi diri sendiri. Sepuluh tahun setelah film itu, tesis itu direvisi, tak mudah menjadi diri sendiri manakala kita harus berperan juga menjadi seorang ayah atau ibu. Kita tidak pernah menjadi diri sendiri. Film Story Of Us memasangkan Bruce Willis dan Michelle Pfeffeir. Satu kombinasi yang menarik. Keduanya bermain dengan sangat baik dengan tensi tinggi dalam interaksi aktingnya. Dan sepertinya Rob Reiner memang mempunyai gaya ekplorasi rasa seperti ini. dialog cerdas dengan pembangunan konflik yang sangat mengalir. Eksplorasi rasa ini hampir sama dengan yang dilakukannya pada When Harry Met Sally yang memasangkan Billy Crystal dan Meg Ryan. Diawali dengan sebuah nuansa romantis yang manis tiba-tiba menjadi sebuah pertengkaran hebat gara-gara hal kecil. Anda bisa menemukannya dikedua film ini. Cerita Story Of Us sangat sederhana, problem rumah tangga yang berusia 15 tahun. Story Of Us memotret persoalan rumah tangga secara sederhana. Ruang Makan, Ruang tidur dan Ruang kerja atau ruang lain bersama interaksi sosial masing-masing. Tiga ruang yang menyebabkan berbagai persoalan terjadi. Tiga ruang yang membuat pasangan tidak menjadi diri sendiri. Juga ada pihak luar yang membayangi, pihak orang tua dengan konsep keluarga yang telah terbukti mereka jalani atau pihak teman dekat yang menawarkan berbagai konsep keluarga mereka juga. Satu hal yang ditawarkan Story Of Us adalah dalam kehidupan rumah tangga tidak ada tips atau trik. Terbukti berbagai konseling dan semua cara untuk menyatukan cinta gagal total. Dan penyelesaiannya pun sederhana, Anak. Menuruti ego (baca menjadi diri sendiri) ternyata tidak cukup untuk menjalankan rumah tangga. Berperan menjadi ayah dan berperan menjadi ibu walau mungkin akan menyebabkan kita tidak menjadi diri sendiri adalah semangat baru yang akhirnya ditemukan. Terakhir, film ini adalah film bagus. Bagi penyuka film drama seperti saya, film ini sudah saya masukkan dalam daftar favorit walau rating imdb hanya 5.6. Anda benar-benar mendapatkan invitation to feel dari Rob Reiner. Plot yang rapi, sinematografi yang menawan dan musik yang sangat bagus dari Eric Clapton. Anda juga akan disuguhi berbagai montage yang benar-benar penuh rasa. Bagi anda penggemar film drama, film ini sangat layak berada dalam koleksi anda.
KEMBALI KE ARTIKEL