Apa kau cukup baik,
untuk dilabeli perempuan baik-baik?
,
Bagaimana persepsi mereka tentang menjadi perempuan baik-baik?
Diam-diam memendam cinta, cita, harapan, impian, rasa dan keinginan?
Tiada membantah, senantiasa menurut, membiarkan kreasi-inovasi terkremasi hidup-hidup?
Bersembunyi di bawah rutinitas panci, penggorengan, sayur-mayur, baju kotor dan kain pel?
Kemudian tenggelam dalam rotasi dapur, kamar mandi, dan kasur?
Atau bagaimana sebaik-baik perempuan menurutmu?
,
Lalu,
setelah kau menjadi perempuan baik-baik,
bagaimana mereka menemukanmu?
Bagaimana kau menemukan perempuan dalam dirimu?
,
Kau hanya gadis kecil kala itu
Ibu mencekoki waktu dengan kisah Cinderella
Ia gadis baik-baik,
memasak,
mencuci,
menurut,
pasrah,
tertindas,
pleghmatis...
,
Sisi negatif Cinderella hidup dalam dirimu
menjadi buah sikap yang nyata
membentuk karakter hingga usia dewasa
mungkin,
Ibu tiada pernah menyadarinya...
,
Berbeda dengan Rio kecil
Ibu memberikan kisah-kisah Superhero
Komik-komik Superman, Batman dan lainnya
untuk bekal alam bawah sadarnya
bahkan lebih dari itu
untuk refleksi jiwanya di masa-masa mendatang
Ia kuat,
peduli,
penolong,
berpikir luas,
bebas,
sedikit keras,
optimis,
koleris...
,
Ia tumbuh menjadi lelaki
sebagaimana kejantanan menjadi takdirNya...
,
Dalam kehidupan seksualitasnya,
jika Superman mampu mencapai orgasme?
Mengapa Cinderella tidak mampu?
Atau mungkin bukan tidak mampu, hanya tidak ingin...
,
Cinderella terjebak
pada keinginan yang tak nyaman dikomunikasikannya
tabu baginya menginginkan kenikmatan orgasme
Ia menjadi perempuan baik-baik
yang diam-diam memendam cinta, cita, impian, rasa dan keinginan...
,
Apakah kau dan perempuan Indonesia lainnya
masih terjebak pada syndrome Cinderella?
menjadi perempuan baik-baik
yang diam-diam
memendam cinta, cita, impian, rasa dan keinginan…
lalu terkubur dan alpa melakukan ‘sesuatu’…
,
Caring…
Kepedulian…
Peduli bukan hanya pada sesama
Pada bumi,
Pada hewani,
Pada Tetumbuhan,
Pada air, udara, laut, langit,
Lebih dari itu
Peduli pada diri sendiri
,
Ada sesuatu dalam dirimu
Yang mungkin belum jua kau pahami
Siapa yang akan membantumu menemukannya
Menunggu orang lain,
Atau berani untuk menemukannya sendiri?
,
Caring for yourself is to seek your pleasure
(Firliana Purwanti)
_______________________________
Tulisan ini hasil refleksi dari presentasi inspiratif dari Mba Firliana Purwanti dalam Femme Talks Caring Colours YCPA 2012 (16/6/12) di Jakarta Theather. Saya ucapkan terima kasih untuk Kompasiana dan Caring Colours yang sudah memberikan kesempatan kepada Saya untuk mengikuti acara yang sungguh menginspirasi ini.
Firliana Purwanti adalah penulis buku The ‘O’ Project, Proyek ini berhasil membongkar kebisuan perempuan terhadap kenikmatan seks dan orgasme. Lebih lengkap tentang‘O’ Project, sila klik about The Orgasm Project.