1. Adaptasi Budaya: Dakwah harus mempertimbangkan nilai dan tradisi lokal agar dapat diterima dengan baik. Misalnya, cara penyampaian yang sesuai dengan budaya setempat dapat meningkatkan efektivitas dakwah.
2. Kebutuhan Sosial: Memahami kondisi sosial masyarakat, seperti masalah ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, membantu dalam merumuskan pendekatan dakwah yang relevan dan solutif.
3. Dialog Antaragama: Dalam konteks masyarakat yang plural, penting untuk mengedepankan dialog dan saling menghormati antara agama. Filsafat dakwah perlu mencakup nilai-nilai toleransi.
4. Pendidikan dan Pencerahan: Dakwah tidak hanya sekadar menyampaikan ajaran, tetapi juga mencerdaskan umat. Penggunaan metode pendidikan yang inovatif bisa menjadi kunci untuk menarik minat masyarakat.
5. Peran Teknologi: Dalam era digital, dakwah juga memanfaatkan media sosial dan platform online untuk menjangkau audiens yang lebih luas, dengan memperhatikan konten yang sesuai dan menarik.
6. Identitas dan Aksesibilitas: Dakwah harus mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang marginal. Ini penting untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diakses oleh semua kalangan.
Dengan mempertimbangkan konteks sosial dan kultural, filsafat dakwah bisa menjadi lebih efektif dan relevan dalam menjawab tantangan zaman.