Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Belajar dari Kakek dan Ayah

9 April 2012   23:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:49 125 0

H. Suhardja Dinata, ayah dari ayah saya “tepatnya kakek”. Kehidupannya dengan zaman ayah saya masih kecil benar- benar beda 180o . kehidupannya dulu sangat perih, sangat jauh dari kemewahan. Setiap hari ayah dan ke enam sodaranya bekerja keras demi membantu kelangsungan hidup. Sangat jauh dari kehidupan saya sekarang. Walaupun kehidupan saya bisa dibilang biasa saja seperti orang kebanyakan. Pagi menjelang sekolah ayah dan sodaranya membantu berisih- bersih, membereskan isi gubuk panggung yang reyod yang hanya beralaskan tikar. Siangnya mereka harus menggembala kerbau, bekerja disawah, dan mengerjakan pekerjaan yang menurut saya tak layak bagi orang seusia saya sekarang. Rumah kakekku dulu sangat jauh dari keramaian. Dusekelilingnyua kebun luas layaknya hutan belantara yang tidak dijamah orang banyak. Bahkan orang tidak mau mengunjungi tempat kakek saya. Jangankan mengunjungi, melewatinya saja enggan karena orang- orang beranggapan rumah kakek saya angker. Bagaimana tidak, keadaan sekelilingnya pun pepohonan bersar dan tanaman liar. Layaknya hutan yang penuh dengan aura mistis. Sangat berbeda dengan keadaan kakek sekarang yang memiliki rumah besar, tingkat, luas, dan nyaman. Banyak rekan kakek yang berkunjung kesana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun