Di sebuah desa kecil di kaki gunung, terdapat dua kelompok orang yang berbeda. Satu kelompok berbicara dengan bahasa halus yang sudah lama diajarkan turun-temurun. Kelompok lain berbicara dengan dialek yang sedikit kasar, tetapi penuh warna. Meskipun mereka tinggal berdampingan, kedua kelompok itu jarang berinteraksi. Semua orang tahu bahwa perbedaan dialek mereka sudah menjadi semacam tembok pemisah.Di tengah desa itu, ada seorang pemuda bernama Sigit. Sigit lahir dari keluarga yang menggunakan dialek halus, tetapi ia sangat penasaran dengan dialek kasar yang sering didengar dari teman-temannya yang berasal dari keluarga berbeda. Setiap kali ia mendengar percakapan menggunakan dialek tersebut, hatinya selalu tergetar. Ada sesuatu yang hangat dan akrab dalam setiap kata yang keluar.
KEMBALI KE ARTIKEL