Sore saat manusia itu berembuk
Dengan kepulan asap membumbung ke langit
Satu dua isapan, kaki melangkah bak raja
Bau mulut seperti tai
Dibawah gedung-gedung putih nan megah
Mereka memohon,
Berjejer pada selasar
Omong kosong akan kekuasaan
Sebutir batu kerikil hendak di pungut
Dilempar ke atas untuk menghujam kepala
Langit-langit pun murka
Pada sore yang menantikan gulita
Senja berkamuflase menjadi jubah kegelapan
Sebentar lagi waktu itu tiba
Lembaran mesti dihitung
Untuk dibagi-bagi
Untuk dipilih-pilih
Untuk berkuasa