TaNGaNKu terdiri dari dua ratus bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak pada saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan suami apabila mengalami keterpurukan dan menyembuhkan luka anak-anak dari rasa sakit. Atas izin-Nya, aku perempuan perkasa juga bisa menyembuhkan dirinya sendiri apabila sakit. Aku perempuan mampu bekerja 18 jam per-hari. Delapan jam di sekolah (tempat kerja), tiga jam sebelum berangkat kerja, dan tujuh jam setelah pulang kerja. Allah Swt. menciptakannya dengan lembut dan di balik kelembutannya itu tersimpan kekuatan besar yang dapat mengatasi banyak hal luar biasa. Terkadang aku terlihat rapuh, namun sejatinya itu bukanlah kerapuhan, melainkan hanya airmata. Karena air mata ini menjadi salah satu cara untuk mengeskpresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, dan kebanggaan. Aku dapat mengatasi beban, bahkan melebihi laki-laki dan mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Aku mampu tersenyum bahkan saat hati ini menjerit. Aku mampu bernyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. AKu berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan. Aku menerjunkan diri untuk keluargaku tercinta. Aku mampu membawa teman yang sakit untuk berobat. Cintaku pun tanpa syarat. Aku akan menangis saat melihat anakku menjadi pemenang. Aku girang dan bersorak saat kawanku tertawa. Aku begitu bahagia mendengar kelahiran. Hatiku pun begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi aku selalu mempunyai kekuatan untuk mengatasi hidup. Dulu saat belum menikah banyak perempuan yang hampir tak pernah memikirkan diet. Mau makan seboboko badan tetap segini-gini aja, sampai-sampai aku berpikir mungkin aku terlahir untuk tetap kurus dan nggak bakal bisa gemuk, yess!! Ternyata kenyataan tak seindah bayangan, setelah menikah dan hamil, berat badanku bisa mengembang hampir 100%, waaaawww...! Baiklahhh, ternyata gemuk itu adalah potensi yang bisa terjadi pada hampir semua perempuan. Lalu aku bertanya, kenapa emak-emak itu seperti sudah tertulis dalam suratan takdir untuk mengembang laksana adonan kue yang di uleni fermipan? Dan jawabannya adalah.. Karena menjadi seorang istri berarti harus siap menjadi bantal yang empuk untuk suami dan anak-anak, agar kenyamanan di rumah tidak tergantikan dengan apapun di luar sana, Pun seorang ibu harus tahan banting, banyaknya tugas dan peran yang harus dilakukan menuntut fisik untuk membuat benteng pertahanan berupa lemak-lemak lembut yang akan melindungi tubuh dari berbagai macam benturan benda tajam dan gesekan,
KEMBALI KE ARTIKEL