Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Jangan-jangan Tulisan Saya Termasuk juga Tulisan Sampah?

15 Mei 2015   18:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01 158 16
Ramainya artikel mengenai tulisan sampah, membuat saya ikut mawas diri. Maklum selama ini saya menulis masih sekedar latihan menulis, agar ide dan alur ceritanya bisa mengalir dengan lancar dan teratur. Makanya saya  belum bisa menghasilkan karya yang benar-benar fenomenal atau dikatakan masterpiece. Itu saja saya membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa menghasilkan 1 tulisan. Jadi bisa dibayangkan kalau saya mengejar kualitas dalam menulis, bisa-bisa 1 bulan belum kelar untuk 1 tulisan karena terlalu banyak pertimbangan ini dan itu.

Makanya saya coba tanggalkan semua persyaratan itu untuk memberi saya kebebasan dalam berkarya. Yang penting menulis dan menghasilkan karya. Perkara nantinya harus banyak mengedit, karena ejaan atau alurnya kurang bagus. Saya pun tidak keberatan untuk melakukannya. Itulah sebabnya saya sering mengedit tulisan saya, biar pun sudah dipublish. saya sering membaca ulang 2-3 kali setelah tulisan saya tayang. Kadang saya endapkan dulu tulisan untuk beberapa jam, baru nanti saya baca lagi ketika pikiran  sudah fresh. Berharap saya bisa lebih obyektif dalam membacanya.

Itulah sebabnya saya menganggap tulisan saya belum merupakan suatu karya yang unggul. Karena saya tahu akan membutuhkan waktu lama kalau terlalu memikirkan kualitas. Semoga dengan semakin rajinnya  menulis, akan membuat tulisan saya menjadi lebih baik, lancar alur ceritanya serta semakin piawai dalam merangkainya. Tidak melompat kesana kemari, yang akhirnya pembaca pun bingung. Ini tulisan mau apa dan kemana? Prinsip practices make perfect, masih saya pegang teguh dalam berkarya

Jadi saya pun minta maaf kalau ternyata tulisan saya tidak ada manfaatnya. Tulisan saya mungkin masuk dalam kategori tulisan ringan, yang bisa dibaca sambil lalu. Tidak perlu mengeluarkan banyak energi dan waktu.   Karena saya niatkan agar bisa dibaca secara umum, tanpa adanya sekat atau kelas yang menghalangi. Itu pun saya masih keteteran untuk bisa menghasilkannya. Apalagi kalau saya perlu riset yang mendalam lebih dahulu.

Ah! saya tidak peduli kok, mau disebut tulisan sampah atau tulisan abal-abal dan ecek-ecek. Saya yakin yang diperlukan adalah daya atau kemampuan bertahan (endurance) untuk mencapai sesuatu. Tidak hanya dalam dunia tulis menulis, tapi dalam bidang apapun. Saya percaya bahwa semuanya butuh proces dan jatuh bangun. Kerikil tajam maupun batu sandungan ada dimana-mana, tinggal bagaimana kita bisa melalui semua lika-liku dalam perjalanan itu.

Itu yang akan saya lakukan. Makanya saya masih tetap bertahan dan belajar menulis di Kompasiana, karena saya merasa belum bisa menulis dengan baik. Cuma saya termasuk murid yang bandel dan sedikit pemalas, makanya tulisan saya masih sering ada dan tiada. Maklum belajarnya nyambi dengan mengerjakan yang lain. Pantaslah kalau saya tidak lulus-lulus dalam belajar dan tetap tinggal di Kompasiana, hehheheeh.

No hard feeling, ok? Sekedar menyuarakan uneg-uneg bagaimana saya harus jatuh bangun dalam belajar menulis ini. Bukan hanya untuk menghasilkan 1 tulisan, tapi saya ingin tulisan saya bisa lebih baik setiap harinya. Berarti ada progress yang bisa saya raih. Jadi saya pun belajarnya tidak sia-sia. Itulah harapan saya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun