Masalahnya kita malas memberi nilai pada tulisan yang pernah kita baca. Dan berdasarkan pengamatanku yang sering tukar menukar nilai itu adalah sesama teman. Merasa tidak enak karena pernah ngevote atau berkunjung dan memberi komen pada tulisannya maka ia pun membalasnya. Hadir....vote aktual, pertamaxxx aqtuwal maksudnya apa sekedar ngabsen dan memberitahu dia yang pertama. Aku mencurigai komen-komen sekedarnya ini berbau unsur pertemanan. Curiga kan boleh asal tidak menuduh hiks...hiks...
Memang susah sih kita ini tumbuh dan hidup dalam budaya sungkan, tidak enak, ewuh pakewuh. Semuanya kadang dilakukan hanya karena merasa tidak enak. Merasa tidak enak sudah dikunjungi balik mengunjungi, merasa tidak enak sudah dikomentari balik mengomentari, merasa tidak sudah di vote balik ngevote.
Beberapa gelintir orang memanfaatkan kolom ter-teran untuk memajang tulisannya sepanjang hari dengan cara membuat akun kloningan agar bisa menilai sebanyak mungkin tulisannya sendiri. Beruntung hal ini akan segera ditertibkan oleh admin dengan beberapa jurusnya seperti yang dikatakan mas Isjet pada tulisannya kemarin.
Untuk yang belum sempat baca ini linknya>>>>http://media.kompasiana.com/new-media/2012/04/05/media-sosial-media-paling-manipulatif/
Aku juga bermimpi kelak suatu saat nanti kolom ter-teran itu menjadi kolom yang banyak dilirik karena menginfomasikan tulisan yang disenangi oleh pembacanya. Kalau HL dan Terekomendasi itukan sudah menjadi wilayahnya admin. Dan seharusnya tidak dicampurtangani. Kepada admin aku juga berharap unsur pertemanan dan seringnya bertemu tidak berpengaruh terhadap tulisan yang akan dijadikan HL atau Terekomendasi. Yang tidak anda kenal sekalipun ataupun yang sering kontra kalau memang ada salah satu tulisannya yang bagus dan layak mbok ya ditampilkan juga.
Seperti tulisanku sebelumnya bagi yang mendukung tulisanku ini mohon sudilah kiranya memberikan nilai pada tulisan ini. Atas kesediaannya aku ucapkan terima kasih