Saya pun coba tanya teman-teman saya "Ada yang mau nonton Ainun-Habibie gak?"
Dan tiga orang rekan saya menjawab "Males ah. Soalnya pemainnya BCL sih!"
Saya yang tidak tahu siapa pemeran Ainun, jadi ikut bertanya-tanya, "Loh, emang BCL ya? Koq dia sih?"
Kontan rekan-rekan saya langsung ikut berkomentar," Iya, kenapa dia ya? Gak ada apa aktris yang lebih pas memainkan sosok ibu Ainun yang begitu anggun dan baik? Gak cocok ah!"
Benar juga ya. Saya juga memiliki pemikiran yang sama dengan mereka. Kenapa BCL ya? Saya dan teman-teman berpikir peran ibu Ainun seharusnya dimainkan oleh aktris yang minimal memiliki karakter keseharian yang hampir mirip. Tidak perlulah sama persis, tetapi setidaknya bisa mewakili keadaan sebenarnya dari keseharian sang pemeran utama.
Tidak dipungkiri, BCL adalah pemain film yang cukup ternama. Mainnya juga bagus di film-film sebelumnya. Tapi untuk memerankan tokoh seorang ibu Ainun, hmmm....kayaknya gak deh.
Well, ini hanya masalah selera mengapa saya dan beberapa teman tidak tertarik menonton film Ainun dan Habibie. Mungkin anda memiliki pemikiran berbeda. Tapi menurut kami, terkadang pemilihan pemain film perlu juga menyesuaikan karakter keseharian mereka.
Entahlah...kami hanya sebatas penikmat film yang mencoba mengkritisi pemainnya. Anyway, sukses untuk film "Ainun dan Habibie", semoga mampu memberikan inspirasi dan pencerahan bagi banyak manusia.