Ada yang cukup menarik dari berita tersebut yang menyatakan bahwa SBY meminta Fauzi Bowo selaku gubernur DKI jakarta saat ini untuk membantu segala hal yang nantinya akan dilakukan oleh Jokowi sebagai gubernur terpilih. Kalau saya jadi Foke, mungkin akan terbersit sedikit di dalam hati "enak aja! urusan ane udah selesai. Dia (jokowi, red) kan udah menang, jadi dia atur sendiri lah!"....Itu pikiran picik saya sih...
Tapi sebenarnya, pikiran itu gak terlalu picik juga. Karena pada kenyataannya, post power syndrome itu memang terjadi. Saya ambil contoh dari seorang kawan. Selama dua periode berturut-turut, ia menjabat sebagai wakasek kurikulum. Karena masa menjabat hanya boleh 2 periode saja, maka secara otomatis, posisinya digantikan oleh orang lain. Ada saat dimana ketika sang wakasekkur baru menanyakan beberapa hal tentang data kurikulum, dia terkesan "pelit" memberikan info atau data tersebut. Walaupun disampaikan dengan bahasa guyonan, tapi saya yakin ada kesan bahwa ia memang tidak ingin memberikan hasil kerjanya kepada pejabat baru.
Apakah ini terjadi pada bung Foke? Wallahualam...Semoga Foke, yang saya lihat tampak lebih tua dan ringkih dari sebelum kekalahannya, mau berbesar hati membimbing adik kelasnya yang naik tingkat, dari walikota menjadi gubernur. Lengser dari sebuah jabatan adalah sunatullah, jika kita tidak mau dibilang menjadi pemimpin seumur hidup. Jika Foke mau membantu Jokowi tentu hal itu menjadi hal mulia yang dilakukan oleh Foke sebagai gubernur tersingkir. Kalaupun tidak, saya rasa hak beliau pula untuk memutuskan apakah ia akan membantu membimbing Jokowi di awal masa jabatannya.
Anyway, terima kasih bung Foke atas kepemimpinan anda selama menjabat.
Selamat buat Jokowi atas kemenangan anda dan semangat melaksanakan PR membangun DKI Jakarta menjadi lebih baik. Just remember that Jakarta is NOT Solo. Good Luck! :)