Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

the man behind the scene of "Innocence of Muslims"

18 September 2012   14:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:17 407 1
Ketika membuka surat kabar hari ini, saya tertarik dengan salah satu foto yang ditampilkan, yaitu foto Nakoula Besseley Nakoula, the man behind the scenen dari film kontroversial yang menginsult Nabi Muhammad dan salah artis pendukungnya, Anna Gurdi. Sebenarnya tidak terlalu tertarik ingin melihat filmnya (atau lebih tepatnya trailernya di youtube), tapi tetap saja jadi penasaran melihat gelombang protes anti Amerika menyeruak ke berbagai negara di dunia. Bahkan Australia dan Perancis pun sempat melakukan hal yang sama.

Kalau ingin berbicara tentang filmnya, saya rasa saya ketinggalan momentnya. Maka saya coba mencari tahu siapa itu Nakoula Besseley Nakoula.

Penganut Coptic Christian

Nakoula, atau sering disebut dengan Sam Becile (walaupun ia menyangkalnya), adalah seorang warga amerika keturunan Mesir. Dia menganut keyakinan Coptic Christian yang berasal dari Mesir dan mengaku sebagai warga yahudi (dan disangkal oleh pihak petinggi Yahudi). Nakoula beranggapan bahwa ia harus menghentikan kekejaman teroris muslim yang sering melakukan tindakan anarkis. Ia berpendapat bahwa Islam adalah kanker. Naudzubillah. Pembuatan dan penayangan film tersebut memang dimaksudkan sebagai pernyataan politiknya atas sikapnya yang anti-Islam. Ditambahkan pula oleh salah seorang yang mempromosikan film tersebut, pastor Terry Jones (penggagas pembakaran al quran di amerika), bahwa para akitivis antiIslam tersebut ingin menekan pertumbuhan penganut Islam di US yang mencapai 10% dari total penduduk US saat ini. Ketakutan mereka bahwa Muslim akan menghancurkan negara mereka menjadikan peergerakan anti Islam berlanjut.

Awalnya berjudul "Dessert Warrior"

Menurut pengakuan para aktor, yang 80% dari mereka menyampaikan petisinya bahwa mereka tak tahu menahu mengenai niat dan tujuan Sam Becile, mereka dikasting untuk film sejarah Mesir dengan background 2000 tahun yang lalu. Tidak ada sedikitpun bercerita tentang Islam, Muhammad atau Muslim. Isinya hanya sejarah Mesir saja. Memang filmnya lebih banyak dibuat menggunakan layar hijau (indoor) dimana setting bisa diganti sesuai dengan kebutuhan film. Sayangnya, ternyata pihak produser, yaitu Nakoula a.k.a Sam, melakukan post editing yang sangat jauh dari aslinya, hingga dubbing film yang menggunakan bahasa Arab tersebut. Para aktor merasa tertipu sehingga mereka sangat menyesali bahwa film mereka menimbulkan kekisruhan diberbagai negara di dunia. Salah satu artis, Cindy Lee Garcia, menyatakan bahwa ia akan menuntut balik sang produser karena secara tidak langsung mencemarkan nama baiknya. Bahkan artis belia Anna Gurji (yang fotonya terpampang bersama Nakoula) merasa takut keluar rumah.

Sepak terjang Nakoula a.k.a Sam Becille

Berdasarkan catatan kepolisian, Sam pernah mengalami beberapa kasus kriminal yaitu penggelapan bank, pembuatan drug methamphetamin dan pernah ditahan selama 21 bulan. Kemungkinan terbesar adalah ia menuliskan script film ini semasa dipenjara dan dua bulan kebebasannya. Sementara Alan Roberts, sang sutradra pun, lebih dikenal sepak terjangnya sebagai sutradara porn movies. Jadi bisa dikatakan bahwa pelaku  pembuat film yang mendiskreditkan nabi Muhammad ini adalah kriminal yang mengumbar kebenciannya kepada Islam melalui fim.

Reaksi yang diharapkan oleh Sam Becille

Baginya, respon dan tindakan protes yang dilakukan umat Islam di berbagai belahan dunia ini, sebagai pertanda bahwa memang benar Islam mengajarkan tindakan kekerasan. Tentu salah besar! Seharusnya sebagai makhluk berilmu, berakal, mereka dapat membedakan mana Islam sebagai agama dan kepercayaan, mana penganut Islam yang ekstrim. Sangat disayangkan memang, jika kemarahan dan tindakan protes umat muslim menimbulkan korban jiwa. Benar, bahwa kita tidak boleh tinggal diam dengan hinaan terhadap Nabi Muhammad, namun Muhammad pun mengajarkan untuk membalas setiap keburukan dengan cara yang baik. Jika kita terpancing amarah, tentu akan menimbulkan banyak kerusakan. Untuk itu, umat Islam harus menyikapi masalah ini dengan cerdas. Protes boleh-boleh saja dilakukan, hanya saja menghindari korban jiwa dari orang yang tidak bersalah tentu akan lebih baik.

Kecaman, kemarahan dan protes umat Islam tentu diharapkan menimbulkan efek positif sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi. Namun, protes cerdas akan lebih dibutuhkan ketimbang tindakan anarkis. Karena, Allah pun telah mewahyukan dalam Al Quran bahwa Yahudi paling gemar menciptakan permusuhan dan peperangan di dunia ini serta membuat kerusakan di atas bumi. Bahkan terhadap sesama mereka saja senantiasa menebarkan permusuhan dan kebencian walau secara dzahir terlihat bersatu. "Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan." (QS. Al-Maidah: 64)

(Disarikan dari berbagai sumber)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun