Nah, saya merasa semakin kecil ketika mendengar penuturan para pembicaranya. Dimulai dari sang menteri kontroversial dan amazing, Bapak Dahlan Iskan; artis dan ambassador caring colours, Revalina S. Temat; penggiat grafologi dan pemenang YCPA 2011, mba Deborah Dewi, sampai penulis theOproject, mba Firliani Purwanti, yang membawakan satu materi yang cukup mencengangkan, yaitu tentang "seek your pleasure", carilah orgasme mu!
Wah, wah, mba Firliani ini emang bikin penasaran ya? Sementara banyak wanita yang malu dan tabu membicarakan tentang orgasme, dia malah sengaja meneliti tentang satu kesenangan wanita dalam berhubungan badan ini. Menurutnya, wanita harus berani untuk mengungkapkan keinginannya dalam berbagai hal, termasuk mencapai titik orgamse dalam bercinta. Tidak hanya pria, wanita pun butuh mendapatkan kepuasan yang tiada tara itu.
Dia sempat mewawancarai beberapa wanita mengenai orgasme ini, dari wanita menikah, wanita yang punya anak, wanita yang menyukai sesama jenis, wanita usia lanjut, dan wanita dengan HIV positif, dan lain-lain.
Satu yang bisa ia simpulkan adalah bahwa banyak wanita yang tidak memiliki kuasa atau keberanian untuk menyatakan keinginannya untuk mencapai orgasme. Bagi mereka, wanita dengan predikat wanita baik-baik adalah wanita yang penurut, yang menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan mengurus anak, rumah, memasak, menyapu, dan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan wanita. Pada akhirnya, tugas mereka hanyalah bagaimana menyenangkan dan memuaskan pasangannya tanpa ia meminta kesenangan dan kepuasan yang sama. Padahal mencapai orgasme itu adalah hak bagi kamu wanita juga.
Ketika ditanya ke beberapa wanita, bagaiman rasanya orgasme itu, mereka pun tak bisa menjawab. Artinya kata tak mampu menjabarkan dahsyatnya kenikmatan orgasme itu. Kalau mau dianalogikan, orgasme itu bagaikan teori big bang! Awalnya bermula dari ujung kaki, menjalar ke seluruh tubuh, hingga akhirnya seolah-olah meledak di kepala! Mau tau yang sebenarnya? Silahkan tanyakan pada pasangan anda tentunya.
Penanaman nilai wanita baik-baik seperti dalam kisah cinderella, menjadikan karakter wanita yang pasrah. Ia mendambakan suami yang kaya, tampan dan baik. Dia pun rela menjadi seorang wanita yang melayani, tanpa meminta untuk "dilayani". Stereotipe seperti inilah yang akhirnya tertanam dan menyulitkan bagi wanita untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya termasuk dalam hubungan bercinta dengan pasangannya.
Untuk itu, menurut penulis buku TheOproject, mba Firliani Purwanti ini, wanita harus berhenti sebentar menjadi "wanita baik-baik". Mulailah mengejar apa yang menjadi hak mereka di kehidupan percintaannya. Jangan pasif, wanita harus pula mencapai orgasme, kenikmatan bercinta yang tiada tara.
Caring means that you have to seek your pleasure. Peduli pada diri sendiri berarti kepedulian untuk mencari kepuasan anda.