Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Sosok Mbah Marjo Hutomo

13 Mei 2014   05:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34 77 0

Sisa-sisa keperkasaanya masih terlihat jelas diwajahnya walaupun dibalut dengan kulit yang sudah keriput yang sebagian tubuhnya terkena awan panas Merapi.  Menghabiskan sisa hidup bersama dengan istri dan juga cucunya yang mengurus segala keperluan hidupnya.  Keseharianya Beliau berkebun dan mengurusi ternaknya saja karena faktor usia sehingga tidak banyak aktivitas yang dilakukan. Ungkapan Mbah Marjo ini sebagai wujud adanya sikap budaya luhur yang masih menjadi orientasi masyarakat Bukit Turgo tempo dahulu. Nasehat itu masih sangat relevan untuk diaktualisasikan kembali saat ini. Orang Jawa memiliki sikap hidup samadya (sedang-sedang, sewajarnya, secukupnya) saja, yang menggambarkan tidak adanya orientasi pada harta benda, atau ngoyak kadonyan (mengejar harta), secara berlebihan. Sikap luhur ini menyangkut peran sosial dari seseorang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun