Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Meneror dengan Bahan Kimia

27 April 2015   13:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:38 104 0

Mungkin kasus ledakan skala kecil yang terjadi di ITC Depok pada bulan Februari lalu telah menjadi kabar basi, namun menurut saya tidak juga. Semalam saya iseng membaca majalah-majalah berita yang tergeletak di rak buku di rumah saya, dan salah satunya ada yang membahas cukup panjang mengenai kasus ledakandi  ITC Depok, yakni sebanyak dua halaman. Fokus beritanya bukan mengenai ledakan terkait, melainkan mengenai ancaman penggunaan bahan kimia oleh terorisme.

Di dalam artikel majalah tersebut dijelaskan bahwa kepolisian menemukan penggunaan klorin sebagai bahan utama aksi ledakan tersebut. Efek ledakan klorin memang tidak sebesar dinamit, namun efek bahayanya jangan ditanya, justru berisiko mematikan. Klorin berbahaya ketika memasuki tubuh saat terhirup bersama dengan udara yang terkontaminasi. Bahaya klorin juga dapat terjadi ketika tertelan bersama dengan makanan atau air yang terkontaminasi. Bahkan, menghirup uap klorin dapat merugikan sistem pernapasan, seperti batuk, nyeri dada, serta retensi air dalam paru-paru.

Padahal untuk mendapatkan bahan kimia tidaklah mudah, apalagi klorin. Diperlukan latar belakang yang jelas untuk mendapatkan izin memperoleh  bahan kimia. Terlebih klorin yang biasa digunakan oleh industri untuk membuat produk pembersih, memperolehnya tidak bisa sembaranga.

Dari hal di atas, patut dicurigai adanya penyelundupan bahan kimia untuk melakukan kejahatan seperti terorisme. Pemerintah sebaiknya segera melakukan penyelidikan terkait melalui pihak-pihak yang berwenang memantau arus keluar masuk bahan kimi di negeri ini. Sekalipun itu konteksnya berada di toko kimia, diperlukan pengetatan syarat pembelian bahan kimia. Karena ternyata bahan peledak yang digunakan dalam aksi teror dapat diambil dari bahan-bahan kimia bebas yang beredar di pasaran, seperti bahan kimia pertanian misalnya.

Negara tetangga kita, Australia, bahkan telah menyadari bahaya ini lebih dini, yakni sejak tahun lalu. Bahkan pemerintah negeri kanguru tersebut mengeluarkan daftar 11 produk berkategori wajib lapor karena berpotensi disalah gunakan untuk kejahatan teroris. Bukan hanya itu, pemerintah di sana juga tengah menggodok aturan mengenai potensi ancaman yang ditimbulkan oleh 84 bahan kimia tambahan yang dianggap racun.

Bahan-bahan kimia bebas umumnya memang tidak memiliki daya ledak tinggi, namun memiliki efek racun yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Ada dugaan bahwa penggunaan bahan kimia bebas sengaa dilakukan oleh pelaku terorisme untuk menyerang secara tidak langsung, yakni dari pengendapan racun di dalam tubuh yang dapat merugikan kesehatan dalam jangka panjang.

Entah apa motivasi khusus dibalik penggunaan bahan kimia oleh terorisme dalam melakukan aksi terornya. Satu hal yang pasti adalah terorisme selalu mencari celah untuk terus melancarkan aksi teror yang meresahkan. Oleh sebab itu, mari bersama kita cegah terorisme dengan terus berikap waspada dan cinta damai dalam berkehidupan sosial. Salam damai!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun