Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Setelah Delapan Belas Tahun

5 Juni 2022   20:21 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:30 236 5
Jika ada seorang anak yang sengaja durhaka pada ayahnya di dunia ini, kemungkinan besar itu adalah aku. Jika ada anak yang mungkin tidak menghargai jerih payah seorang Ayah selama masa hidupnya, bisa dipastikan itu juga aku. Namun, jika aku harus ikhlas menerima Ayah kembali, maaf ... itu bukan aku.


Aku masih ingat sampai detik ini, waktu Ayah pergi meninggalkan kami. Aku berjarak kira-kira sepuluh langkah di belakang Ibu saat Ibu berhenti berlari mengejarnya. Ibu mengejar mulai dari dalam rumah hingga keluar ke pinggir jalan. Di depan kedai nasi kucing, di sebelah sisi kiri gang, Ibu mengusap wajahnya yang basah oleh air mata dan keringat. Untung saja jalanan tidak begitu ramai. Jadi, Ibu tidak sampai dibuat bahan tontonan. Saat itu hari telah surut menjelang Magrib, dan Ayah tidak acuh sedikit pun terus melesat dengan sepeda motornya meski Ibu terus berteriak memanggil-manggil.

Umurku memang masih delapan tahun waktu itu, tetapi aku sudah bisa merekam dengan baik banyak kejadian yang tak baik antara Ayah dan Ibu. Aku bahkan masih ingat betul, saat mereka selesai bertengkar yang entah apa pemicunya di suatu malam. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun